dr Syahriar. (Foto: Metrosulawesi/ Tamsyir Ramli)

Donggala, Metrosulawesi.id – Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Donggala, dr Syahriar angkat bicara terkait sebaran stunting di Kabupaten Donggala.

Dia sekaligus merespons pernyataan Camat Banawa yang menolak wilayahnya disebut kecamatan dengan angka stunting tertinggi.

Saat ditemui di kantornya, Kamis sore kemarin mantan kepala Puskesmas Banawa dan Direktur RS Kabelota ini menjelaskan secara detail persoalan stunting di Kabupaten Donggala termasuk menyangkut data penyebaran stunting di 16 kecamatan yang ada di kabupaten Donggala.

“Mungkin pihak Kecamatan Banawa menggunakan data 2022 itu yang dikeluarkan SSGI, sekarang mencari uji petik ke bawah mencari penderita stunting pasti tidak ada orangnya, karena stunting itu dinilai sampai 5 tahun ke bawah usianya, setelah itu lepas dan pasti tidak masuk dalam data,” kata dr Syahriar.

“Kalau kami Dinkes dalam penyebaran data stunting menggunakan EPPGM berbasis masyarakat, kalau sistem ini digunakan real time dan fakta lapangan pasti sama, sedangkan menggunakan sistem SSGI setahun sekali data diperbaharui, tidak akan ketemu datanya makanya terjadi miskomunikasi,” bebernya.

Menyangkut penyebaran stunting di 16 kecamatan yang ada di kabupaten Donggala mengalami penurunan dari 32,4% menjadi 19,6%.

Namun jika dipetakan per kecamatan, penyebaran stunting yang tinggi itu di Kecamatan Pinembani bukan kecamatan Banawa.

“Dari 16 kecamatan di Kabupaten Donggala, kecamatan Pinembani paling tinggi stuntingnya 42,2%, kemudian kedua ada kecamatan Sindue dengan persentase 32,1%, urutan ketiga itu kecamatan Banawa Selatan 31,4%,” ucapnya.

“Sedangkan kecamatan Banawa sebagai ibu kota Donggala peringkat ke-13 dengan persentase penyebaran stunting 13,1%, dan kecamatan paling rendah angka stuntingnya itu adalah kecamatan Sirenja dengan persentase 4,4%” jelasnya.

Olehnya persoalan penanganan stunting harus diintervensi sejak dini misalnya sebelum hamil, saat hamil, dan saat lahir.

“Sebelum hamil ada program imunisasi catin (calon pengantin), saat hamil harus rutin pemeriksaan kehamilan dan saat lahir memberikan Asi dan memantau perkembangan bayi,” tuturnya.

Reporter: Tamsyir Ramli
Editor: Syamsu Rizal

Ayo tulis komentar cerdas