Palu, Metrosulawesi.id – Pemprov Sulteng melalui Dinas Kebudayaan Sulteng mendukung pelaksanaan Festival Tampo Lore kedua di Lembah Behoa, Kabupaten Poso. yang Iven itu rencananya digelar pada 16-18 Juni 2023.
Menurut Sekretaris Dinas Kebudayaan Sulteng Rachman Ansyari mengatakan, Festival Tampo Lore yang kedua ini menjadi momen bagi pemerintah provinsi lebih mengenalkan Sulteng Negeri 1000 Megalit.
“Ini terkait untuk mengenalkan situs megalitik yang ada di tiga lembah di Kabupaten Poso yakni Lembah Pekurehua, Lembah Behoa dan Lembah Bada,” kata Rachman kepada wartawan di kantornya, Senin (12/6).
Rachman mengatakan, saat ini Pemprov Sulteng sedang menyiapkan pencanangan Sulteng Negeri 1000 Megalit. Rencananya pencanangannya pada 28 Oktober 2023.
Karena itu dukungan terhadap Festival Tampo Lore menjadi bagian dari komitmen pemerintah mengenalkan Sulteng Negeri 1000 Megalit.
“Kita berharap festival ini menjadi agenda rutin untuk mempromosikan budaya Sulawesi Tengah ke dunia luar, karena itu perlu dukungan semua pihak, termasuk media,” kata Rachman.
Mochammad Subarkah, penyelenggara festival mengatakan, Festival Tampo Lore pertama kali digelar di Lembah Pekurehua tepatnya di Desa Wanga, Kecamatan Lore Peore, Kabupaten Poso pada tahun 2019. Karena adanya Pandemi Covid-19, festival itu baru bisa digelar lagi tahun 2023 ini.
Subarkah mengatakan, Festival Tampo Lore merupakan festival berbasis lembah di tiga wilayah yakni Lembah Pekurehua, Lembah Behoa, dan Lembah Bada di Kabupaten Poso. Festival dilaksanakan konsorsium Relawan untuk Orang dan Alam – Yayasan Panorama Alam bersama NTFP Indonesia dan Green Livelihoods Alliance.
Subarkah menjelaskan, festival ini bukan semata-mata sebuah perayaan namun menjadi perubahan bagi usaha masyarakat yang berkelanjutan.
“Festival ini berusaha menjadi katalisator untuk mendukung pembangunan berkelanjutan,” katanya.
Ia menambahkan, festival juga mendorong pengelolaan ruang berbasis pembangunan ramah lingkungan, memperkuat komunitas masyarakat baik pemuda, perempuan dan laki-laki dalam menumbuhkembangkan dan menjaga nilai-nilai kebudayaandan adat di wilayah Tampo Lore.
Juga disebutkan tujuan dari festival Tampo Lore untuk menjunjung tinggi nilai-nilai budaya dan adat istiadat Tampo Lore, menjaga dan memelihara sumber-sumber penghidupan masyarakat, mendukung pembangunan yang inklusif, adil dan berkelanjutan bagi semua pihak.
Festival Tampo Lore ke-2 akan dilaksanakan di Lembah Behoa, melibatkan masyarakat dari wilayah itu, pemuka agama, adat dan pemerintah.
“Festival ini diharapkan memberikan manfaat bagi masyarakat maupun pemerintah untuk mengelola sumber daya penghidupan secara arif dan berkelanjutan,” ujar Subarkah.
Reporter: Syahril Hantono