
Parimo, Metrosulawesi.id – Beberapa minggu belakangan, warga Kecamatan Parigi dan sekitarnya, di Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), Sulawesi Tengah (Sulteng), digegerkan penemuan bangkai babi di sungai.
Bahkan, beberapa hari lalu, warga di Desa Pelawa, Kecamatan Parigi Tengah, menemukan bangkai babi yang terdampar di bibir pantai.
Bangkai babi tersebut, diduga dibuang oleh pemiliknya di sungai dan terseret ke laut. Akibatnya, hingga saat ini warga enggan untuk mengonsumsi ikan.
Hal itu dibenarkan oleh salah satu warga Desa Pangi, Fatanah Badrun. Ia bersama keluarganya masih takut mengonsumsi ikan sejak pertama kali mendengar kabar bangkai babi ditemukan di laut.
“Rabu minggu lalu saya dengar, hari itu juga kami di rumah stop dulu makan ikan,” ujarnya Kamis 8 Juni 2023.
Ketakutan warga, bukan tidak beralasan. Sebab, selain tidak ingin makanan yang dikonsumsi terkontaminasi oleh babi, mereka juga khawatir dengan kabar matinya babi secara massal di Parimo diakibatkan oleh virus.
“Yang jelas kita takutlah, siapa yang mau terjangkit penyakit dari hewan,” tutur Risman, salah satu warga Loji.
Kondisi ini tentu juga berdampak pada pedagang ikan di Pasar Sentral Parigi. Mereka mengaku sepi pembeli. Bahkan, tak sedikit ikan sisa jualan harus dibuang percuma.
“Iya sangat berdampak pada omset penjualan, sampai sekarang masih sepi pembeli, Pastinya warga takut terserang virus penyebab matinya ternak babi setelah mengkonsumsi ikan,” ujar Busra, salah satu penjual ikan.
Kata dia, membuang ternak babi di sungai dan laut sangat mempengaruhi daya beli masyarakat. Padahal, ikan menjadi bahan makanan utama.
Sebelumnya menurut Busra, pedagang ikan dapat menghabiskan stok hingga dua termos dalam sehari. Namun, sebulan belakangan minat beli masyarakat terus meurun akibat kondisi tersebut.
“Satu termos ikan, totalnya seharga Rp400 ribu hingga Rp1 juta bisa terjual habis. Tapi sekarang, pembeli sepi. Satu termos ikan, butuh waktu berhari-hari dijual, bahkan tidak habis,” keluhnya.
Senada dengan itu, pedagang ikan lainnya, Amin mendesak Pemerintah Daerah (Pemda) dan DPRD Parimo untuk membantu pedagang mencari solusi atas persoalan tersebut.
Salah satunya, dengan sosialisasi untuk menjelaskan ke masyarakat, agar tak lagi resah dan khawatir bila mengkonsumsi ikan.
“Kami butuh langkah cepat pemerintah, kalau tidak kemungkinan kami akan lakukan demo ke pemerintah, sebab ini sangat meresahkan kami, kami bisa makan dari sini,” pungkasnya.
Reporter: Faiz M. Sengka
Editor: Udin Salim