
Parimo, Metrosulawesi.id – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Parigi Moutong (Parimo) menyebut sebanyak 3.555 jiwa terdampak banjir di Kecamatan Balinggi.
“Kecamatan Balinggi menjadi daerah terdampak parah bencana hidrometeorologi pada senin malam kemarin,” ujar Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Parimo, Amiruddin, Selasa (30/5/2023) sore.
Berdasarkan data terbaru, sekitar 36 unit rumah terdampak akibat meluapnya sungai di kawasan tersebut. 24 diantaranya bedara di Desa Balinggi, tujuh di Desa Suli Induk, dan lima unit di Desa Antasari,
“Termasuk lima sekolah dasar ikut terdampak di Kecamatan Balinggi dan Torue,” sebutnya.
“Untuk rumah rusak berat dua unit, lima unit rusak ringan dan satu uni rumah ibadah mengalami rusak ringan di Desa Catru Karya,” imbuhnya.
Saat ini, pemerintah telah menurunka satu unit alat berat untuk membersihkan jalan dan rumah warga yang tertimbun lumpur dan material kayu.
Selain itu, juga telah dibuka dua posko kesehatan guna mengantisipasi keluhan penyakit pasca terjadinya banjir.
“Kami melakukan pengantisipasian, jangan sampai ada yang mengeluh pasca peristiwa ini, terutama penyakit kulit yang biasanya dikeluhkan korban banjir,” kata Kadis Kesehatan Elen Nelwan saat ditemui di Posko Kesehatan Kecamatan Balinggi.
“Untuk saat ini, warga yang memeriksakan diri sebatas keluhan biasa, seperti kecapean dan badan nyeri,” imbuhnya.
Hingga saat ini kata dia, pihaknya masih terkendala untuk memberikan layanan kesehatan di salah satu dusun Desa Balinggi Jati. Pasalnya, akses jalan menuju dusun tersebut rusak akibat banjir.
“Jalan masih rusak, kami juga sudah berkordinasi dengan pihak BPBD agar memudahkan akses ke dusun itu,” pungkasnya.
Banjir yang terjadi Senin (29/5/2023) malam itu, bukan hanya berdampak pada rumah, namun lahan pertanian warga juga ikut terendam bahkan mengalami kerusakan.
Untuk Kecamatan Balinggi, tercatat seluas 1814 hektar sawah yang tergenang. sementara yang tertimbn lumpur dan kayu seluas 43 hektar.
Kerusakan lahan pertanian tersebut, meliputi Desa Lebagu, Balinggi Jati, Balinggi dan Catur Karya, sementara desa lainnya sepeti Braban hanya mengalami kerusakan seluas 1 hektar.
“Yang cukup parah tergenang itu sawah di Desa Lebagu, sekitar 300 hektar,” sebut Kepala UPTD Penyuluhan Kecamatan Balinggi Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura dan Perkebunan Parimo, Supriadin.
Untuk saat ini, pihaknya belum bisa memastikan ribuan lahan terendam dikatakan gagal tanam. Sebab, petani setempat masih bisa mengejar jika usia tanam masih berusia 19-20 hari.
“Kebiaasaan petani setempat ketika terjadi banjir, petani masih bisa menhejar, jika usia tanamnya dibawah 20 hari. Hanya saja, terhantung sarana seperti alat berat.
“Semoga pemerintah bisa membantu petani yang ada di balinggi dengan menurunkan alat berat agar proses pertanaman padi berikutnya bisa dilakukan,” pungkasnya.
Reporter: Faiz M. Sengka
Editor: Syamsu Rizal