Arnold Firdaus. (Foto: Dok)

Palu, Metrosulawesi.id – Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnkertrans) Provinsi Sulteng, Arnold Firdaus, mengatakan sumber daya manusia para tenaga kerja harus berkesesuaian dengan kebutuhan penyedia lapangan kerja. Hal ini menurutnya masih menjadi tantangan besar.

“Tantangan terbesar kita adalah bagaimana menyediakan tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan dunia industri dan dunia usaha di Sulawesi Tengah,” ungkapnya di Palu, baru-baru ini.

Kata Arnold, untuk mewujudkan hal tersebut salah satunya dengan meningkatkan peran Lembaga Pelatihan Kerja atau LPK untuk mencetak calon tenaga kerja yang berkualitas.

“LPK berperan mencetak tenaga kerja sesuai standar kompetensi kerja melalui pelatihan berkualitas,” tandas Arnold.

Diketahui, per Februari 2023, Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Tengah mencatat untuk Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 3,49 persen atau turun 0,18 persen poin dibandingkan dengan Februari 2022.

Statistisi Ahli Madya BPS Sulteng, Irwan Kurniawan menyampaikan bahwa untuk jumlah angkatan kerja pada Februari 2023 sebanyak 1.598,28 ribu orang atau naik 12,60 ribu orang dibanding Februari 2022.

“Kenaikan jumlah angkatan kerja berbading terbalik dengan nilai Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) yang turun sebesar 0,67 persen poin,” katanya saat memaparkan kondisi Ketenagakerjaan di Sulteng, Jumat 5 Mei lalu.

Disamping itu, ia mengaku penduduk yang bekerja sebanyak 1.542,48 ribu orang atau meningkat sebanyak 15,05 ribu orang dari Februari 2022. Sedangkan lapangan pekerjaan yang mengalami peningkatan persentase terbesar adalah Sektor Akomodasi dan Makan Minum 1,08 persen poin.

“Sementara sektor yang mengalami penurunan terbesar yaitu Sektor Perdagangan Besar dan Eceran 1,42 persen poin. Adapula sebanyak 1.031,35 ribu orang (66,86 persen) bekerja pada kegiatan informal, naik 0,27 persen poin dibanding Februari 2022,” katanya.

Begitu pula dengan persentase setengah penganggur yang mengalami penurunan sebesar 1,69 persen poin. Sementara persentase pekerja paruh waktu naik sebesar 0,27 persen poin dibandingkan Februari 2022. Tingkat Pengangguran Tertinggi sebesar 5,89 persen pada jenjang pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA).

“Terdapat 5,93 ribu orang (0,26 persen) penduduk usia kerja yang terdampak COVID-19. Terdiri dari Bukan Angkatan Kerja (BAK) karena COVID-19 (0,22 ribu orang) dan penduduk bekerja yang mengalami pengurangan jam kerja karena COVID-19 (5,70 ribu orang),” ujarnya.

Reporter: Michael Simanjuntak
Editor: Yusuf Bj

Ayo tulis komentar cerdas