
Donggala, Metrosulawesi.id – Setelah Empat hari tertahan di Pelabuhan Donggala, akhirnya tim satgas pangan memberikan izin kapal pengangkut minyak CPO untuk melaut membawa hasil penjualan minyak ke Kalimantan.
Kesepakatan tersebut setelah melalui pertemuan antara manager atau humas PT Toscano dengan PT Palma, Indra dengan tim satgas pangan di kantor syahbandar Pelabuhan Donggala pada Jumat sore 7 April 2023.
“Berdasarkan hasil verifikasi dokumen milik PT Toscano dan PT Palma sebagai penjual minyak CPO dinyatakan memenuhi syarat dan legal, kapal pengangkut minyak CPO hari ini kita izinkan untuk meninggalkan pelabuhan Donggala membawa minyak CPO ke Kalimantan,” kata Kepala Seksi Perdagangan Disperindag Kabupaten Donggala, Iksan dihadapan Tim Satgas Pangan.
Indra, Humas PT Toscano dan PT Prima mengatakan, dua perusahaan ini adalah satu manajemen sebagai penjual minyak CPO, PT Toscano berkantor di Bambalamotu sedangkan PT Prima berkantor di batas Kabupaten Pasangkayu Sulawesi Barat
Olehnya kata Indra atas insiden pengangkutan minyak CPO dan penahanan kapal pengangkut minyak CPO mewakili pimpinan perusahaan memohon maaf kepada tim satgas pangan Pemerintah Kabupaten Donggala.
“Penahanan kapal miskomunikasi saja, ada staf pengapalan kami komunikasinya kurang bagus, pihak manajemen kurang merespon, sebenarnya data yang dibutuhkan lengkap pak,” ucapnya lagi.
Indra juga mengakui aktifitas bongkar muat minyak CPO di Pelabuhan Donggala sudah dilakukan sejak akhir tahun 2021 kemarin
“Penjualan minyak CPO PT Toscano akhir tahun 2021 menggunakan pelabuhan Donggala, karena pelabuhan Pasangkayu rusak akibat gempa, kalau PT Palma nanti aktif di bulan 8 tahun 2022, jika pelabuhan pasangkayu sudah bagus kami akan tidak ke Pelabuhan Donggala lagi,” ucapnya.
Ditanya apakah ada kerugian materi sejak ditahannya kapal pengangkut minyak CPO, indra menjawab kerugian pasti ada untuk angkanya belum bisa dipastikan.
“Dengan ditahannya kapal kami ini menjadi bahan evaluasi buat perusahaan kami, kalau secara materi pasti ada kerugian, kejadian ini menjadi bahan evaluasi bagi kami, karena selama ini komunikasi hanya melalui syahbandar,” tutupnya.
Reporter: Tamsyir Ramli
Editor: Udin Salim