
- Buntut Pemberian Tip, Polisi Segel Nozzle SPBU
Donggala, Metrosulawesi.id – Ratusan nelayan dan petani di Kecamatan Tompe tidak bisa mendapatkan solar subsidi, menyusul penyegalan sebuah SPBU di Tondo oleh kepolisian karena kasus pemberian tip kepada operator. Nelayan setempat mendesak kepolisian untuk mempercepat penanganan kasus itu, agar SPBU tersebut bisa kembali memberikan pelayanan.
“Ada seratusan nelayan dan petani tidak mendapatkan solar subsidi, karena SPBU-nya disegel oleh polisi,” kata Kepala Desa Tondo, Faisal saat dihubungi Metrosulawesi, Selasa 7 Maret 2023.
Faisal mengatakan, sudah hampir setahun petani dan nelayan di desanya kesulitan mendapatkan solar subsidi.
“Untuk mendapatkan solar subsidi, beberapa di antara mereka terpaksa harus pergi ke SPBU di Sioyong, meski harus membeli dengan harga yang cukup mahal,” kata Faisal.
Faisal berharap kasus yang dialami SPBU itu segera diselesai secepatnya. Dan berharap SPBU tersebut bisa kembali melayani penjualan solar subsidi.
“Kasihan warga saya yang nelayan dan petani, tidak bisa mendapatkan solar subsidi sudah hampir setahun ini,” kata Faisal.
Faisal mengakui, memang ada juga beberapa oknum masyarakat yang memanfaatkan peluang. Mereka membeli solar subsidi lalu menjualnya kembali.
“Tapi ini kan bukan kesalahan pihak SPBU, karena SPBU sudah memberikan pelayanan berdasarkan aturan. Misalnya, mereka hanya melayani kepada mereka yang memegang rekomendasi,” kata Faisal.
Hal senada juga dikemukakan salah seorang tokoh masyarakat Tompe, yang akrab disapa Papa Aco. Menurut Papa Aco, kasus pemberian tip yang dilakukan oknum operator itu mestinya tidak sampai mengganggu pelayanan di SPBU.
“Kasusnya diproses saja sampai selesai, tetapi jangan sampai mengganggu pelayanan. Kasihan nelayan di sini, mereka mencari solar subsidi sampai ke Sioyong,” katanya.
Informasi yang diperoleh Metrosulawesi, para nelayan membeli solar subsidi di Sioyong dengan harga Rp320 ribu per jerigen ukuran 33 liter. Padahal normalnya kata sumber itu hanya Rp275 ribu per jerigen ukuran 33 liter.
Pengawas SPBU Tompe Nomor 74.943.14, Yandri yang ditemui di SPBU membenarkan pelayanan penjualan solar subsidi di SPBU-nya itu terhenti karena nozelnya masih dalam penyegelan oleh kepolisian.
“Penyegelan ini sudah hampir setahun, yaitu sejak kasus pemberian tip oleh sopir truk kepada operator,” kata Yandri.
Yandri mengaku, pihaknya sama sekali tidak tahu menahu dengan pemberian tip tersebut. Apa yang dilakukan operator, tidak setahu dan bukan bagian dari keingian manajemen SPBU. “Itu bukan keinginan kami (SPBU),” katanya menjawab pertanyaan.
Pantauan Metrosulawesi, manajemen SPBU Tompe sudah berusaha melarang adanya pemberian tip kepada operator. Ini terlihat dari beberapa tempat terdapat stiker yang berisi larang memberikan tip kepada operator. Stiker itu ditempelkan di mesin pompa SPBU, dan beberapa tempat lain yang gampang terlihat.
Yandri mengatakan, kasus pemberian tip yang ditangani kepolisian itu terjadi sekitar April tahun lalu. Yandri pun mengaku dirinya dikenai wajib lapor, bahkan beberapa di antara mereka sempat ditahan.
Hanya saja pertanyaannya, sampai saat ini kasus itu hingga saat ini masih tertahan di Polda Sulteng. Dia berharap agar proses kasus itu segera dilanjutka, agar memperoleh kejelasan hukum, dan agar pelayanan di SPBU itu bisa berjalan kembali seperti biasa.
Saat ini katanya, pihaknya hanya bisa melayani penjualan BBM jenis Pertalite, Pertamax dan Dexlite.
“Sementara solar subsidi, kami belum melayani karena khusus nozzle solar subsidi masih disegel,” katanya.
Kasubdit Penmas Polda Sulteng, Kompol Sugeng Lestari mengatakan, penanganan kasus pemberian tip di SPBU Tompe masih dalam tahap pengembangan dan hasil pengembanan ada kurang lebih delapan orang ditetapkan sebagai tersangka.
“Dua kasus sudah dinyatakan lengkap, dan masih menunggu berkas yang lain. Apabila sudah P.21 semua akan dilakukan tahap dua bersamaan,” jelas Sugeng.
Sugeng membantah akibat penyegelan itu, SPBU tersebut tidak bisa memberikan pelayanan.
“Di SPBU tersebutmasih dapat memberikan pelayanan karena tidak semua nozzle-nya disegel,” kata Sugeng.
Reporter: Udin Salim