DAUR ULANG SAMPAH - Salah satu siswa SMP Sekolah Sukma Bangsa memeragakan cara mendaur ulang sampah kertas untuk bisa digunakan kembali, Rabu 22 Februari 2023. (Foto: Metrosulawesi/ Udin Salim)

Sigi, Metrosulawesi.id – Sekolah Sukma Bangsa yang menaungi dua sekolah—SMP dan SMA kini sedang membuka penerimaan peserta didik baru (PPDB). Untuk tahun ini tersedia 100 kuota (50 SMP, 50 SMA).

“Tapi tahun ini, kita juga menerima siswa di luar kuota itu untuk non asrama,” kata Direktur Sukma Bangsa Sigi, Nurhayati kepada Metrosulawesi di sela-sela seminar di Sigi, Jumat 24 Februari 2023.

Kuota sebanyak 100 anak didik itu adalah untuk yang akan diasramakan di Sekolah Sukma Bangsa. Pihaknya terpaksa harus membatasi 100 orang karena kapasitas tempat yang ada, hanya cukup untuk 100 orang.

Bagi orangtua atau calon siswa yang ingin bersekolah di Sekolah Sukma Bangsa jangan kecewa dulu. Sebab, tahun ini sekolah itu juga membuka kesempatan bagi peserta didik yang non asrama. Artinya, mereka yang sekolah di sana, tanpa harus diasramakan.
Dengan begitu, berarti tahun ini Sukma Bangsa akan menerima peserta didik baru melebihi dari 100 orang.

Seperti diketahui, sekolah yang beralamat di Desa Maku, Kecamatan Dolo, Kabupaten Sigi memiliki fasilitas lengkap. Di dalam kompleks sekolah terdapat asrama siswa-siswi, fasilitas olahraga dan masjid. Fasilitas pembelajaran apalagi. Sekolah ini memiliki laboratorium, ruang perpustakaan, ruang komputer dan lainnya.

Di sekolah ini anak-anak tidak hanya diajarkan teori, tetapi juga praktik. Para siswanya bisa melakukan pratik mulai dari praktik komputer, laboratorium, perbengkalan hingga cara bertani (berkebun). Praktik dimaksudkan untuk memberikan keterampilan bagi siswa.

Sekolah Sukma Bangsa juga mengedukasi siswa yang tertarik untuk menjadi wartawan atau pekerja pers. Kegiatan ini dimasukkan sebagai kegiatan ekstra kurikuler. Termasuk kegiatan kepramukaan.

Untuk pembinaan rohani pun tidak ketinggalan. Para siswa diajarkan tentang pengetahuan beragama sesuai dengan agama yang mereka anut. Untuk yang beragama Islam misalnya, dilakukan pengajian atau yasinan. Dan bahkan ada masjid untuk anak-anak melaksanakan kegiatan keagamaan.

Kegiatan rutin untuk siswa beragama Kristen juga berjalan dan dibimbing langsung oleh guru pendamping. Bahkan berencana juga akan dibangunkan gereja yang lokasinya sudah disediakan.

Reporter: Udin Salim

Ayo tulis komentar cerdas