MELIHAT tingkahmu, wahai oknum Pak Polisi, kadang timbul pertanyaan di benak: masihkah kita butuh polisi? Begitu sesaknya kisah nyata “brutal” yang dipamerkan polisi-polisi itu. Tepatnya oknum-oknum polisi itu.

Polisi adalah penegak hukum. Semua orang paham itu. Tapi kini, mereka para oknum itu, memperlihatkan tingkah sebagai pelaku. Maaf, pelaku kejahatan. Sesungguhnya “mereka” itulah merusak citra kehadiran polisi ideal dalam bernegara. Tingkah itulah yang mengorbankan polisi-polisi baik. Tentu, tentu, kita semua paham, masih banyak polisi baik di republik ini. Tapi mereka “terbungkus” dari oknum-oknum polisi itu.

Capek menyebut nama-nama oknum polisi yang sudah ke luar dari “roh” idealisme kepolisian. Dari tingkatan prajurit hingga jenderal. Terang benderang. Telah memamerkan ketidakterpujiannya. Kisah mereka itu seperti tontonan telenovela di televisi. Rakyat memandangnya sebagai cerita memalukan. Mereka lalu mengolok-oloknya. Sambo, misalnya, kini menjadi “hiburan” di tengah masyarakat. Seorang anak melihat polisi di jalan, tiba-tiba memanggil ayahnya, lalu menunjuk polisi itu: “….Ayah, itu ada Sambo…”

Kisah terbaru. Jumat, 6 Januari 2023. Masih suasana tahun baru. Seorang polisi. Perwira. Kombes YBK. Ditangkap oleh kawan seprofesinya sendiri sebagai polisi.

Sore itu, pukul 15.36 WIB, YBK sedang asyik-asyiknya bersama seorang perempuan berinisial R di sebuah kamar di hotel. Hotel mewah itu terletak di Kelapa Gading. Jakarta utara. Keduanya sudah dua malam di hotel itu. Kita tidak tahu apa yang dilakukan kedua pasangan yang bukan suami istri di kamar itu. Kita hanya menerka-nerka sembari tersenyum-senyum. Tak ada saksi yang menyaksikannya. Kecuali mereka berdua.

Kalau begitu, mengapa keduanya ditangkap? Ternyata perwira itu dan pasangannya mengkonsumsi narkoba. Jenis sabu.

Kombes YBK tak berkutik di hadapan bukti sabu itu. Hasil tes urinenya pun: positif. Kini lelaki berwajah hitam yang bertugas di Baharkam (Badan Pemeliharaan Keamanan) Polri itu ditahan di Polda Metro Jaya.

Hampir bersamaan, muncul juga tingkah aneh. Mungkin ini paling aneh yang pernah terjadi di dunia kepolisian. Bayangkan, ya bayangkan, seorang polisi “menjual” istrinya sendiri kepada teman polisinya. Untuk apa? Ya, untuk digauli. Aneh, kan? Kesadaran polisi itu sebagai manusia telah hilang lantaran narkoba telah menjalar pada tubuhnya.

Yang Terhormat, Pak Kapolri, Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Melihat semua kabut ini, jangan pernah ragu lagi untuk tidak memulai sebuah revolusi di dunia kepolisian.

Percayalah, Pak Jenderal, ini revolusi yang dibenarkan! (**)

Ayo tulis komentar cerdas