
Palu, Metrosulawesi.id– Proyek pembangunan fisik Balai Latihan Kerja (BLK) UPTP Palu di Kelurahan Talise, Kecamatan Mantikulore senilai Rp14 miliar minim progres.
Berdasarkan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK), proyek ini harus selesai pada 31 Desember 2022. Proyek ini dikerjakan oleh PT Cucu Wali Perkasa, sedangkan PT Gapssary Mitra Kreasi KSO CV STB64 sebagai konsultan perencana serta CV Geometric Konsultant Teknik sebagai konsultan pengawas minim progres.
Proyek yang melekat pada Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) Republik Indonesia ini seharusnya dilaksanakan selama 114 (seratus empat belas hari) kalender dimulai sejak 9 September sampai dengan 31 Desember 2022, jenis kontrak harga satuan (unit price). Namun, sampai saat ini pengerjaannya belum mencapai 50 persen.
Berdasarkan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK), proyek ini harus selesai pada 31 Desember 2022. Proyek ini melekat pada Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) Republik Indonesia dan seharusnya dilaksanakan selama 114 (seratus empat belas hari) kalender dimulai sejak 9 September sampai dengan 31 Desember 2022, jenis kontrak harga satuan (unit price).
Pantauan media ini di lapangan pada Rabu, 4 Januari 2022, pembangunan gedung berlantai dua ini masih dalam tahap pekerjaan dinding/penyusunan batu bata pada lantai 2. Sejumlah tangga scaffolding juga masih berdiri pada bagian dalam bangunan.
Menurut salah seorang pekerja, keterlambatan tersebut terjadi karena adanya asistensi oleh Dinas Perizinan Kota Palu, sehingga pondasi direview kembali. Sebab, kata dia, penggalian sedalam 80 cm sudah dapat air. Pihak kontraktor pun terpaksa menunggu proses review selama kurang lebih satu bulan. Pengerjaan bangunan baru benar-benar efektif dilakukan pada 22 Oktober 2022 lalu.
“Kita ini kerja per tanggal 22 Desember kemarin genap dua bulan. Kalau kita berbicara dua bulan yang sudah kami laksanakan sebenarnya sudah cukup progresif. Cuman karena memang lambat star-nya,” bebernya.
Dia menjelaskan, dari PBG (Persetujuan Bangunan Gedung) yang melakukan review, awalnya dilakukan pemasangan pancang sedalam 6 meter. Namun, setelah dilakukan soil test atau pengujian tanah, sekira 80 cm ditemukan air.
“Maka pondasi kemudian diubah menjadi bore pile merupakan sebuah pondasi dalam yang berbentuk tabung panjang dan ditancapkan ke dalam tanah. Penancapan itu dilakukan sedalam 12 meter,” jelasnya.
“Itukan ada proses perubahan desain. Kita kan kontraktor hanya menunggu saja pak hasil perubahan. Jadi kami resmi bekerja sejak 22 Oktober,” tandasnya.
Sementara itu, dihubungi melalui sambungan ponselnya, Selasa, 3 Januari 2022, salah satu pengawas dalam proyek yang enggan disebutkan namanya mengatakan untuk pemasangan konstruksi baja pada bagian atap masih dalam proses pengerjaan.
“Kami tidak mengerjakannya di lokasi, tapi sistemnya fabrikasi, kami kerjakan di workshop kami sendiri. Insyaallah minggu-minggu ini bisa selesai,” ungkapnya.
Dirinya pun mengaku tidak mengetahui kalau batas waktu pembangunan BLK tersebut hingga 31 Desember 2023.
“Saya tidak tahu kalau seperti itu batas waktu pekerjaannya. Tapi kami sebagai subkontraktor insyaallah minggu minggu ini pekerjaan kami selesai, dan kemudian langsung pemasangan di lokasi,” pungkasnya.
Reporter: Yusuf Bj