Ketua DPD Real Estate Indonesia (REI) Sulteng, Muhammad Rizal. (Foto: Metrosulawesi/ Fikri Alihana)

Palu, Metrosulawesi.id – Dari target 3.000 perumahan selama tahun 2022, Real Estate Indonesia (REI) Sulawesi Tengah mencatat untuk realisasi penjualan kurang lebih mencapai sebanyak 2.819 unit rumah subsidi maupun non subsidi.

“Ini cukup meningkat dibandingkan tahun sebelumnya atau tercapai hampir sekitar 95 persen perumahan yang terealisasi,” kata Ketua DPD REI Sulteng, Muhammad Rizal saat menggelar konferensi pers di Palu, Jumat (23/12/2022).

Ia mengaku bahwa jumlah anggota Real Estate Indonesia (REI) Sulawesi Tengah saat ini sebanyak 90 perusahaan properti. Sedangkan, dari sisi bank pembiayaan kredit perumahan masih dipegang PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.

“Itu berdasarkan data secara nasional maupun lokal Sulteng yang kami terima. Kita juga sangat memiliki optimisme khusus di sektor properti masih bergeliat tahun depan untuk menggerakkan perekonomian,” tuturnya.

Lanjut Rizal, meskipun pada 2023 mendatang akan terjadi bayang-bayang resesi terhadap ekonomi. Namun, pihaknya berharap kinerja industri properti tahun ini terus bergerak dan dipertahankan oleh anggota REI Sulteng.

“Karena sektor properti terbilang 90 persen menggunakan bahan dan tenaga kerja lokal. Harapan kita semoga resesi tahun depan bisa teredam sedikit dengan kinerja industri properti khususnya di Sulawesi Tengah,” harapnya.

Bukan hanya Itu, pihaknya juga meminta kepada pemerintah yaitu OPD terkait untuk mempermudah pengembang yang tergabung dalam member REI agar mendukung realisasi  2023 dalam hal pemberian akses perizinan.

“Khususnya pada amdal lingkungan dan lalulintas, hingga sampai kepada proses peralihan lahan pertanian menjadi perumahan yang telah diajukan kepada OPD terkait. Kita berharap Peda untuk membuka ruang bersinergi,” ujarnya.

“Utamanya kemudahan izin untuk mendukung realisasi kita tahun depan. Karena kuota perumahan subsidi 220.000 unit, tinggal bagaimana nanti perbankan melakukan akselerasi,” ujarnya menambahkan.

Ia mengingatkan, tantangan kedepan makin besar seiring dengan kenaikan harga bahan kebutuhan bangunan. Namun ia berharap, para member tetap semangat dalam menyediakan perumahan bagi masyarakat.

“Perumahan subsidi tahun depan akan naik mengingat kenaikan harga bahan baku bangunan, dalam pengajuan kami naiknya 10 persen, tapi mendapat lampu hijau dari pemerintah sekitar tujuh persen. Jadi sekira Rp164 juta,” tuturnya.

Sementara itu, BPOD REI Sulteng, Rudy Prasetyo Saputra menilai soak bayang-bayang resesi tahun depan memang ada dari sejumlah analis dan prediksi. Namun demikian, secara pengalaman dan konstalasi perekonomian yang telah dilalui di 2022 tetap terkaselerasi dengan baik.

“Perekonomian yang dinilai bakal suram tidak seperti yang kita takutkan semua. Ternyata animo orang mencari rumah khususnya keluarga muda sangat tinggi. Mereka memberikan perhatian untuk memiliki hunian,” tutupnya.

Reporter: Fikri Alihana
Editor: Pataruddin

Ayo tulis komentar cerdas