
- Pengamat Soal Pergantian Pucuk Pimpin Polda Sulteng
Irjen Pol Rudy Sufahriadi kini resmi menduduki jabatan Kapolda Sulteng. Serahterima jabatan dipimpin Kapolri Jenderal Sigit di Mabes Polri, Selasa 31 Agustus 2021. Apa dampaknya terhadap penanganan teroris di Poso dengan pergantian pimpinan polda di Sulteng? Berikut pernyataan pengamat teroris di Sulteng.
KAPOLDA baru Sulteng, Irjen Polisi Rudy Sufahriadi, bukan orang baru di Sulteng. Sebelumnya, dia juga sudah pernah memimpin Polda Sulteng 2016-2018 dan bahkan pernah sebagai Kapolres 2005-2007 di Poso. Kini, secara otomatis Penanggung Jawab Kebijakan Operasi (PJKO) “Madago Raya” berada di tangan Irjen Rudy.
Kembalinya Irjen Pol Rudy di Polda Sulteng memberikan banyak harapan dalam penanganan teroris di Poso. Pengamat dan peneliti terorisme Sulteng Dr. Lukman S. Thahir sangat menaruh harapan dengan kembalinya Irjen Polisi Rudi Sufahriadi memimpin Polda Sulteng
“Hadirnya Rudi Sufahriadi menjadi Kapolda Sulteng patut diapresiasi, bahwa ada komitmen luar biasa dari Kapolri untuk menyelesaikan masalah teorisme yang ada di Poso,” ungkap Dr. Lukman seperti dikutip dari rilis Polres Poso, Selasa 31 Agustus 2021.
Akademisi Universitas Islam Negeri Datokarama Palu ini mengatakan, Rudi pernah menjadi Kapolres Poso dan Kapolda Sulteng ini tentu lebih mengenal kondisi geografis, Sosial dan Phisikologis masyarakat Poso khususnya dan Sulteng pada umumnya.
Sehingga kehadirannya kata Lukman, bisa mempercepat proses penyelesaian dan ada progress dalam penanganan terorisme yang ada di Poso.
“Saya pribadi optimis atas kembali hadirnya untuk kedua kalinya Rudi Sufahriadi menjadi Kapolda Sulteng,“ kata mantan sekjen PB Alkhairaat ini.
Lukman optimis pula, Rudi Sufahriadi menjadi Kapolda Sulteng bisa menuntaskan perburan enam orang sisa DPO teroris Poso.
“Kedepan Rudi bisa menyelesaikan enam orang sisa DPO teroris Poso ini, akselarasi penyelesaian Poso bisa terlihat dan terselesaikan,“ ujarnya.
Lukman menambahkan, Selamat datang kepada Rudi, kita menunggu kerja-kerja lebih produktif dan lebih dinamis, terkait persoalan terorisme yang ada di Poso.
Sementara itu AKBP Bronto Budiyono selaku wakasatgas humas Ops Madago Raya terpisah mengatakan, Walaupun terjadi pergantian PJKO Operasi Madago Raya, Satuan tugas yang ada dilapangan tidak pernah mengendorkan pencarian terhadap sisa DPO teroris Poso.
Perburuan terus diintensifkan terhadap 6 DPO teroris Poso, terlebih masyarakat Kabupaten Poso, Parimo dan Sigi serta Sulawesi Tengah saat ini telah bulat untuk menolak segala bentuk paham radikalisme dan terorisme yang ada di Kabupaten Poso dan sekitarnya.
“Mereka siap membantu aparat TNI-Polri yang tergabung dalam satgas Madago Raya,” pungkas Bronto. (pul/*)