
Laporan: Fikri Alihana
WALAUPUN suasana saat ini sedang mengalami krisis diberbagai sektor termasuk ekonomi, namun hal itu tidak membuat Ferdianto patah semangat. Dimana dirinya pun ikut serta mengangkat ekonomi daerah dengan berjualan telur ayam keliling ditengah pandemi.
Pemuda asal Kota Donggala tersebut sehari-hari menjajakan telur ayam di Jalan Moh Yamin Kota Palu. Begitu pun harga telur yang terbilang cukup murah hanya sekitar Rp45 ribu/rak. Sedangkan, jumlah telur yang dijualnya dalam satu rak ada sekitar 30 butir.
“Keseluruhan total dalam sehari kurang lebih 100 rak. Sengaja kita jualan di sini karena ramai dan kebetulan kami bantu masyarakat dalam memenuhi keperluan bulan puasa khususnya bagi ibu-ibu pedagang kue pasti salah satu bahan yang dibutuhkan adalah telur ayam,” tuturnya kepada Metrosulawesi, Senin (11/5/2020).
Ia mengungkapkan, sudah hampir seminggu berjualan di Kota Palu. Dia mengakui rata-rata telur yang dibawahnya dari Kota Donggala itu terkadang tidak habis terjual.
Usaha tersebut dirintisnya terbilang sudah cukup lama sejak 2011 silam. Namun, untuk berjualan di ibu kota Provinsi Sulawesi Tengah ini baru ia geluti tahun sekarang.
“Laku paling banyak 40 rak dalam sehari, kalau dihitung bisa dapat Rp1 juta untuk pendapatan. Ada juga harga eceran 15 butir Rp22.500, dan 10 butir harganya Rp15 ribu,” ungkapnya.
Menurutnya, sejak merebaknya wabah virus Corona yang melanda beberapa daerah termasuk Kota Palu beberapa bulan terakhir. Ekonomi pelaku bisnis khususnya penjual telur ayam juga ikuti terdampak dan mengalami penurunan omset sekitar 20%.
“Sudah masuk dua bulan ekonomi menurun sekali. Apalagi banyak orang yang dirumahkan dari pekerjaannya. Sehingga membuat omset penjualan sedikit kurang,” jelasnya.
Ia menyebutkan, sebelum adanya wabah Corona pendapatan yang diperolehnya bisa mencapai Rp10 juta bahkan lebih. Dikarenakan pembelian dari masyarakat terhitung jumlahnya sangat banyak hingga 200 rak.
“Sekarang sudah tidak menentu pendapatan, biasa kalau dekat lebaran begini omset naik dan telur laku bisa sampai 800 rak, tapi tahun ini berbeda dan semakin menurun. Kemungkinan mereka takut beraktivitas di luar rumah,” ujarnya.
Ia hanya berharap semoga wabah pandemi Covid 19 segera berlalu. Sehingga, perekonomian masyarakat bisa kembali berjalan dengan normal khususnya penghasilan para pelaku usaha. (**)