
- Ketua Kelompok Sebut Ada Kontraktor yang Ditunjuk Orang BPBD
Donggala, Metrosulawesi.id – Malang benar nasib penerima bantuan rehab/ rekon tahap pertama. Sudah jatuh ketiban tangga lagi. Rumah mereka yang rusak akibat gempa tak kunjung selesai proses pembangunannya. Padahal dana telah dikucurkan ke rekening melalui kelompok masyarakat (pokmas).
Adalah Rais satu dari tujuh penerima bantuan rehab kategori rusak berat yang berada di Kelurahan Maleni Kecamatan Banawa. Rais yang seharusnya menerima 50 juta untuk perbaikan rumahnya justru harus menelan pilp pahit. Bangunan berukuran 6×6 tak rampung dikerjakan.
“Saya tidak tahu pak kenapa tidak selesai rumah saya, proses pencairan ini perkelompok, dan saya juga tidak tahu diambil di toko mana ini bahan bangunan tiba-tiba sudah muncul depan rumah,” kata Rais Selasa (21/4/2020) di hadapan anggota DPRD Donggala.
Di hadapan Wakil Ketua I Sahlan dan Ketua Fraksi Nasdem Moh Taufik, Rais menjelaskan panjang lebar proses pembangunan rumah miliknya yang berkategori rusak berat. Dia katakan semua bahan bangunan yang masuk dicatatnya lalu menanyakan ke salah satu toko bangunan sebagai bahan perbandingan harga sebab menurutnya ada yang salah diproses ini.
“Saya tidak dikasi liat RAB, bahan langsung datang, ya saya diam saja sambi mencatat, bapak silakan rumah saya ini, mana selesai dibangun, setelah saya hitung dari anggran 50jt, hanya 37jt saja yang dihabiskan hasilnya seperti sekarang rumah saya tidak selesai bangun,”sebutnya.
Ketua Kelompok Sarifah yang dikonfirmasi di kantor DPRD mengatakan, dari 28 unit rumah rehab/rekon tahap pertama di Kelurahan Maleni tujuh unit itu dipihakketigakan, sisanya dikerjakan warga sendiri.
“Asal bapak tau diproses pembangunan tujuh unit itu yang kerjakan pihak ketiga (kontraktor) tetapi yang dimarah-marah dan didesak warga di lapangan itu adalah saya. Padahal saya tidak tau apa-apa persoalan proses pembangunan rumah, apalagi dikatakan mengambi untung,” bebernya.
Dia menambahkan pihak ketiga yang mengerjakan tujuh unit bangunan termasuk milik Rais adalah kontraktor atas nama Sisil yang saat sekarang mengisolasi diri di Surabaya.
“Jadi saya ketua kelompok bekerja sesuai petunjuk, kalau yang tunjuk kontraktor itu bukan saya, ada dari BPBD namsnya ibu Dori mereka berdua inilah (Dori dan Sisil) yang tahu persis,” tutupnya.
Sementara Wakil Ketua I Sahlan L Tandamusu yang dimintai keterangan mengatakan akan menseriusi persoalan ini, karena menurutnya ada selisih atau kelebihan pembayaran di tujuh unit rumah yang direhab kategori rusak berat.
“Karena ini sifatnya dipihak ketigakan bisa saja kontrak diputus di tengah jalan, kami akan undang pihak terkait mempertanyakan persoalan ini,” tutupnya.
Reporter: Tamsyir Ramli
Editor: Syamsu Rizal