
Palu, Metrosulawesi.id – Merebaknya virus Corona yang melanda beberapa negara membuat pemerintah Indonesia melakukan pembatasan impor buah. Hal ini jelas sangat berdampak pada ekonomi khususnya bagi pedagang buah.
Ipank, salah satu pedagang buah di Jalan Kemiri Kota Palu mengakui pasokan stok buah impor saat ini mulai berkurang karena akibat wabah virus Corona. Sehingga, penjualan buah sedikit menurun 5-10%.
“Selama adanya virus itu beberapa hari lalu stok buah impor tidak masuk. Apalagi, buah apel, jeruk, dan anggur paling diminati pembeli, tapi sekarang ini sudah kurang pasokannya,” ucapnya, Kamis (27/2/2020).
Sementara itu, ia mengungkapkan buah yang dijualnya sekarang merupakan pasokan lama dari distributor. Sedangkan, harga buah berkisar antara Rp30 ribu hingga Rp40 ribu perkilogram.
“Ini yang disimpan di ruangan pendingin oleh distributor. Saya berharap agar secepatnya virus Corona hilang otomatis pembelian juga aman dan normal kembali,” sebutnya.
Diungkapkannya, harga buah impor yang dibelinya juga terkadang tak menentu. Walaupun demikian, ia tidak mengeluhkan hal tersebut karena masih ada pasokan buah lokal.
“Harga buah impor Rp300 – Rp500 ribu per dos, kita tidak terlalu khawatir walau ada virus Corona karena buah apa pun bisa kita jual, mau itu impor atau lokal,” jelasnya.
Hal yang sama juga diungkapkan pedagang lain, Ahmad menjelaskan kebanyakan masyarakat mencari buah impor. Sementara pasokan buah tersebut sekarang ini sudah mulai dibatasi oleh pemerintah.
“Kalau untuk penjualan buah tetap stabil. Tapi, banyak dari pembeli cari buah impor dan sekarang sudah mulai kurang pasokannya, ditambah lagi buah lokal juga kurang masuk,” ungkapnya.
Menurutnya, jika stok buah impor sudah tidak ada lagi para pedagang akan kembali pasarkan buah lokal. Sedangkan, ia mengakui harga buah lokal lebih mahal dari produk buah impor. Sementara, menurutnya produksi buah lokal tidak mencukupi kebutuhan masyarakat.
“Kemungkinan ini adalah stok lama, kalau yang baru pasti mereka batasi untuk didistribusikan. Untuk buah impor lebih murah dari buah lokal,” tuturnya.
Reporter: Fikri Alihana
Editor: Pataruddin