Farid, warga asal Prancis. (Foto: Metrosulawesi/ Tahmil Burhanuddin)

Palu, Metrosulawesi.id – Buaya muara yang terlilit ban bekas di Sungai Palu masih terus menarik perhatian masyarakat. Bukan hanya warga lokal, buaya berkalung ban (B3) itu juga menarik perhatian warga hingga manca negara.

Setelah sejumlah upaya yang telah dilakukan oleh tim penanganan konflik satwal liar Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi Tengah, bersama sejumlah ahli satwa liar, baik dalam maupun luar negeri gagal, kini seorang pemerhati satwa liar asal Prancis Farid pun datang ke Kota Palu, dengan niatan ingin melepas ban di leher buaya tersebut.

“Saya datang ke sini karena melihat ramainya pemberitaan di media di negara saya,” ungkap Farid kepada wartawan, Senin 24 Februari 2020.

Farid yang juga seorang youtuber itu datang ke Kota Palu bersama seorang rekannya. Farid sendiri sudah menyelamatkan berbagai satwa liar di sejumlah negara.

Dia mengaku tertarik untuk menyelamatkan buaya berkalung ban, karena ini merupakan kasus pertama ada buaya yang terjerat ban bekas di lehernya.

Sayangnya, niatnya untuk mencoba melepas ban di leher buaya itu masih terkendala izin. Sementara iya berencana hanya tinggal selama sepekan saja di Kota Palu.

“Saya tiba di sini Sabtu, saya akan balik lagi ke Prancis pada Sabtu,” katanya.

Saat masih di negaranya, Farid mengaku tidak mendapatkan informasi terkait harus adanya izin untuk menyelamatkan buaya tersebut.

Sementara sebelumnya pihak BKSDA menyatakan membuka peluang bagi setiap pihak yang ingin menyelamatkan buaya yang sudah terlilit ban bekas sejak 2016 itu. Namun, ada beberapa syarat yang diberlakukan oleh BKSDA bagi setiap pihak yang ingin mengevakuasi buaya itu.

“Sekarang saya ingin menemui BKSDA, karena harus ada izin,” ungkap Farid.

Hingga petang kemarin, Farid belum mengantongi izin. Namun ia sedang berkomunikasi dengan pihak BKSDA terkait niatnya untuk menyelamatkan Buaya itu.

Sebelumnya, ahli satwa liar asal Australia Matt Nicolas Wright, serta pemerhati satwa liar Tanah Air Panji, telah gagal melakukan upaya penyelamatan buaya berkalung ban itu. Namun Matt Wright yang saat ini telah kembali ke negaranya berencana akan kembali melakukan upaya evakuasi pada Mei 2020 mendatang.

Reporter: Tahmil Burhanuddin
Editor: Udin Salim

Ayo tulis komentar cerdas