ILUSTRASI - Kekerasan fisik dan pelecehan seksual terhadap anak. (Grafis: Dok Metrosulawesi)

Poso, Metrosulawesi.id – Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P3A) Kabupaten Poso, terjadi peningkatan kekerasan fisik dan pelecehan seksual terhadap anak.

Kepala Dinas P3A Poso Dra Chrisnawati Limbong kepada wartawan, Selasa 25 Februari 2020 membenarkan terjadi peningkatan kasus kekerasan fisik terhadap anak termasuk juga pelecehan seksual yang korbannya adalah anak anak.

“Setidaknya ada 83 kasus terjadi sepanjang tahun 2019 , semuanya adalah kasus yang melapor di P2TP2A, baik kasus yang terjadi bagi perempuan dan anak, termasuk kasus yang didampingi P2TP2A di unit PPA Polres Poso,” tegas Chrisnawati Limbong didampingi Kasie Perlindungan Anak Hartje Tamaapa S.Sos.

Masih dikatakannya, dari pengaduan yang pihaknya terima sebenarnya terjadi penurunan. Namun level kekerasannya justru sangat meningkat. Dan yang agak mengerikan dan sangat berbahaya adalah kekerasan seksual terhadap anak karena terjadi peningkatan.

Chrisnawati Limbong mengungkapkan, sepanjang tahun 2019 angka terus meningkat dibanding tahun 2018 hanya 40 kasus. Sedangkan tahun 2020 untuk bulan Januari dan Februari ada 4 kasus perkosaan serta 2 kasus pelecehan seksual, semua korbannya adalah anak anak yang masih memiliki masa depan yang cemerlang.

Menurutnya, kekerasan atau pelecehan seksual tentu memiliki dampak tersendiri bagi korbannya, terutama mereka yang masih anak-anak. Untuk mengobati rasa luka yang mendalam kepada korban, pihaknya melakukan advokasi atau pendampingan utamanya ketika korban dimintai keterangan oleh kepolisian. Pihaknya juga terus lakukan penyuluhan atau pencegahan dini untuk tidak terjadinya kekerasan terhadap perempuan utamanya pelecehan seksual terhadap anak.

Pelecehan seksual terhadap anak kata Neko panggilan akrab Chrisnawati Limbong, yakni dapat menyebabkan kerusakan fisik dan emosional yang serius bagi anak-anak, baik dalam jangka pendek maupun panjang.

Dalam jangka pendek, anak-anak dapat menderita masalah kesehatan, seperti infeksi menular seksual, cedera fisik, dan kehamilan yang tidak diinginkan.

Dalam jangka panjang, orang yang mengalami pelecehan seksual cenderung menderita depresi, kecemasan, gangguan makan, dan gangguan stres pasca-trauma (PTSD).

Mereka juga berisiko melukai diri sendiri, terlibat dalam perilaku kriminal, penyalahgunaan narkoba dan alkohol, hingga dapat melakukan tindakan bunuh diri saat tumbuh dewasa akibat pelecehan yang dialami secara terus menerus. Untuk korban kekerasan termasuk pelecehan seksual terhadap anak kata pejabat yang baru memasuki dua bulan sebagai Kadis P3A Poso ini, dilakukan psykolog sosial terapi sehingga anak yang menjadi korban tidak merasa terkucil dan dapat kembali ke lingkungannya ceria bersama temannya, tegasnya.

Reporter: Syaipul Sulayapi
Editor: Syamsu Rizal

Ayo tulis komentar cerdas