Prof Burhanudin Sundu. (Foto: Ist)

Palu, Metrosulawesi.id – Fakultas Peternakan dan Perikanan (Fapetkan) Universitas Tadulako (Untad) mendorong dosen aktif melakukan penelitian. Dekan Fapetkan Untad, Prof. Ir. Burhanudin Sundu, M.Sc.Ag, Ph.D, mengatakan selain penelitian, dosen di fakultasnya juga harus aktif publikasi berskala internasional.

“Kita terus mendorong dosen-dosen untuk terus aktif pada aktivitas penelitian dan publikasi berskala internasional. Kita sangat serius terhadap hal itu khususnya dalam penyusunan anggarannya,” ujar dekan saat puncak acara Dies Natalies ke-7 Fapetkan Untad baru-baru ini.

Prof Sundu mengatakan sejak 7 tahun lalu, Fapetkan mulai tumbuh dan terus mengembangkan potensinya di berbagai bidang seperti proses pembelajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

Dari aspek akademik, sejumlah mahasiswa saat ini difasilitasi untuk magang ke beberapa perusahaan besar di Sumatera, Jawa dan Makassar. Bahkan sebagian mahasiswa magang Fapetkan mendapat gaji di perusahan.

“Untuk bidang pengembangan projek budi daya, kami telah memantau perkembangan 50 sapi lokal di area Sibalaya, kemudian melakukan persiapan seperti penanaman rumput di area seluas 100 ha disana yang gencar kami lakukan hingga saat ini,” terangnya.

Rangkaian acara dies natalis Fapetkan dimulai seminar dilanjutkan dengan serangkaian Family Garden dan  perlombaan. Tujuannya menambah keakraban dan kekeluargaan melalui lomba lari sarung, lomba joget, lomba pesan rantai, lomba lari sendok, lomba senam dan menyanyi.

Puncak acara dies natalis saat itu dibuka oleh Rektor Untad melalui Wakil Rektor Bidang Akademik, Dr. Lukman Nadjamuddin, M.Hum. Puncak acara dijadikan momen pemberian hadiah kepada pemenang lomba dalam perayaan dies natalies ini.

Menurut Prof Sundu dies natalis menjadi refleksi 7 tahun Fapetkan dengan pencapaian dan berbagai harapan kedepannya. Salah satu harapan terbesarnya melalui momen Dies Natalies ke-7 Fapetkan yaitu fasilitas ruang kuliah di fakultas ini dapat segera direhab.

“Dengan begitu mahasiswa dapat belajar di ruang perkuliahan yang layak mengingat gedung kuliah yang colaps akibat gempa 2018 yang lalu,” pungkas Prof Sundu.

Reporter: Michael Simanjuntak
Editor: Yusuf Bj

Ayo tulis komentar cerdas