
Palu, Metrosulawesi.id – Melalui Corporate Social Responsibility (CSR) PT Sharp Electronics Indonesia akan mencetak para teknisi yang handal dari siswa sekolah menengah kejuruan (SMK).
General Manager Costumer Satisfaction Division PT Sharp Electronics Indonesia, Ronald R Huwae mengungkapkan program ini baru pertama kali dihadirkan di Kota Palu, bahkan di Sulawesi Tengah.
Sementara itu, lanjut dia, pelaksanaan program Sharp Class merupakan wujud kepedulian Sharp dalam melihat kesenjangan antara jumlah siswa dan siswi lulusan kerja, kesiapan keterampilan, dan mental.
“Begitu dengan persyaratan kerja yang semakin sulit. Sehingga, akibatnya pengangguran semakin sulit dihindari dan diatasi,” ujar Ronald R Huwae saat memberikan sambutan pada acara Penandatanganan kerjasama antara SMKN 3 Palu dan PT Sharp Electronics Indonesia, Kamis (28/11).
Oleh karena itu, diungkapkan, program tersebut sudah dimulai sejak tahun 2012 dan Sharp Class bergerak mengajak berbagai SMK di beragam daerah di Indonesia untuk mendaftarkan siswa dan siswinya dalam pelatihan eksklusif bersama dengan tim Sharp Indonesia.
“Sharp Class sudah menjadi salah satu program unggulan kami yang kehadirannya selalu dinantikan SMK yang kami ajak kerjasama. Kesempatan untuk diajarkan langsung oleh tim profesional Sharp Indonesia tidak datang berkali-kali. Maka dari itu, kami sangat senang apabila pihak sekolah dapat bekerja sama dengan baik,” ujarnya menambahkan.
Dalam hal ini, kata dia, pihak sekolah harus mampu merespon positif kedatangan Sharp Indonesia. Ia mengharapkan semoga ilmu yang disampaikan para instruktur dapat bermanfaat dan diserap dengan baik oleh siswa dan siswi.
“Dengan demikian, kita bisa bersama-sama menciptakan lulusan yang unggul dan mampu bersaing di dunia kerja nantinya,” jelasnya.
Sharp Class akan dibawakan langsung teknisi andal dari kantor pusat maupun cabang Sharp Indonesia di Surabaya. Selama berlangsungnya program, para siswa dapat menimba ilmu, baik berupa teori hingga praktek. Begitu pun dengan materi lainnya, seperti kepemimpinan hingga tips dan trik mengatasi permasalahan kerja secara profesional.
“Berbeda dengan kegiatan belajar mengajar di kelas biasanya, program Sharp Class kami coba kemas lebih mendalam dan interaktif. Para pengajar kami telah terlatih agar tidak menyampaikan materi yang selalu menonton seperti layaknya di sekolah,” ujarnya.
“Kami sangat senang jika siswa bisa juga mempelajari hal lain di luar teori dan praktik yang kami sampaikan,” pungkas Ronald.
Reporter: Fikri Alihana
Editor: Pataruddin