- Kadis Mengaku Miskomunikasi
Palu, Metrosulawesi.id – Ketua DPRD Sulawesi Tengah (Sulteng) Nilam Sari Lawira merekomendasikan membentuk Tim Pencari Fakta (TPF) atas temuan dugaan siswa fiktif di Kabupaten Banggai Kepulauan (Bangkep). Nilam Sari menyayangkan jika hal itu benar, dan menilai sebagai pukulan berat bagi dunia pendidikan di Sulteng.
Nilam Sari melihat temuan dugaan siswa fiktif itu disinyalir dua motif, yakni menghindari kebijakan merger sekolah yang siswanya tidak lebih dari 60 siswa dan dugaan manipulasi dana Bantuan Operasional Sekolah
Menindaklanjuti temuan itu, Ketua DPRD Sulteng akan membawa masalah tersebut pada level pimpinan dewan untuk mendorong hearing lewat Komisi IV DPRD Sulteng.
“Bukan hanya itu Saya mengusulkan pada gubernur untuk membentuk tim pencari fakta pada seluruh sekolah menengah atas di Sulteng, bekerjasama dengan DPRD dan aparat penegak hukum. Bisa jadi kasus Bangkep ini berpotensi juga di tempat lain,” tegas Ketua DPRD Sulteng, Selasa 26 November 2019.
Sebagai pimpinan DPRD, politisi Nasdem itu meminta agar ide penggabungan sekolah ditinjau kembali dari segi aspek jarak dan geografis. Maka dari itu, perlu ada data yang akurat mengenai keadaan sekolah. Jangan sampai merger justru menyulitkan siswa di lapangan.
Dugaan adanya siswa fiktif di Bangkep ini sebelumnya dikemukakan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulteng, Irwan Lahace. Hal itu diketahui setelah melakukan sidak ke Kecamatan Bulagi, Bangkep, baru-baru ini. Sidak yang dilakukannya berawal dari kecurigaan atas laporan jumlah siswa di kecamatan tersebut.
“Saya tidak mau hanya dapat laporan, saya turun ke Kecamatan Bulagi, di sana ada tiga SMK dan dua SMA, semuanya berstatus negeri. Salah satu SMK saya dapati siswanya hanya 13 orang, padahal laporannya ada 70 siswa, kemudian ke tempat lain saya dapat hanya 20-an siswa,” ungkap Irwan saat ditemui usai menghadiri pembukaan Diklat penguatan kepala sekolah di Theater Room Untad, Rabu, 20 November 2019.
Belakangan masalah tersebut menjadi polemik antara Kadis Dikbud Sulteng Irwan Lahace dengan Kepala Bidang Pembinaan SMK, Dr Hatija Yahya.
Kepada Metrosulawesi, Irwan Lahace, menyatakan bahwa dirinya bersama Kepala Bidang Pembinaan SMK, Dr Hatija Yahya, terjadi miskomunikasi, soal dugaan siswa fiktif yang didapatkannya pada saat sidak di beberapa sekolah pada Kecamatan Bulagi, Kabupaten Banggai Kepulauan (Bangkep).
“Memang waktu saya sidak di Bangkep itu didampingi oleh Ibu Hatija, tetapi waktu penjelasan guru yang mewakili kepala sekolah, saya ada melihat ruangan di sebelah. Sehingga saya tidak mendengar itu penjelasannya guru itu, sebab kepala sekolahnya sakit. Rupanya sebagian siswa ada keluar mengikuti Praktik kerja industri (Prakerin),” jelas Irwan, melalui ponselnya, Selasa, 26 November 2019.
Namun kata Irwan, pihaknya tidak langsung percaya begitu saja, olehnya itu pihaknya tetap mengirimkan surat ke sekolah-sekolah itu untuk meminta pertanggungjawaban mutlak. Artinya surat yang ditandatangani itu betul-betul selesai.
“Di saat menjelaskan guru yang mewakili kepsek, saya lagi memeriksa ruangan yang lain. Namun ibu Hatija rupanya mendapatkan penjelasan bahwa ada yang praktik di luar. Tetapi saya tidak mendapatkan penjelasan itu. Olehnya itu tindakan sekarang yang saya lakukan menyurat ke sekolah-sekolah, untuk mereka membuat surat pernyataan tanggungjawab mutlak,” ujarnya.
Reporter: Moh Fadel, Michael Simanjuntak
Editor: Udin Salim