Muhammad S. La’anto (tengah), saat foto besama jajaran Direksi Bank Sulteng beberapa waktu lalu. (Foto: Ist)

Palu, Metrosulawesi.id – DirekturUtama PT. Citra Nuansa Elok (CNE), Muhammad S. La’anto menepis seluruh isu terkait rongsokan Mall Tatura Palu pascabencana 28 September 2018. Dia menegaskan, rongsokan tersebut sepenuhnya milik perusahaan asuransi Bumi Putera Muda (BUMIDA).

“Dalam premi asuransi kami dengan BUMIDA telah tercantum perjanjian bahwa jika terjadi force major (kejadian luar biasa, bencana alam), dan klaim asuransi dilakukan, maka rongsokan itu otomatis milik asuransi,” tegas Muhammad S. La’anto saat konferensi pers, Jumat pekan lalu.

“Jadi yang melakukan tender rongsokan itu bukan PT. CNE, namun pihak asuransi. Kita mau yang mana, yang kurang lebih Rp.87 miliar klaim asuransi itu atau mau rongsokan, itu saja kan intinya. Dan saya telah sampaikan ini kepada salah satu media, bahkan saya cantuumkan dengan nomor klaim asuransinya. Hal inilah yang kita perlu jelaskan kepada masyarakat, agar tidak timbul anggapan-anggapan yang tidak baik,” katanya lagi.

Ada juga isu yang berkembang, kata sosok yang akrab disapa Memet ini, mengapa tidak ada penghapusan aset Mall Tatura Palu.

“Ini juga jadi pertanyaan di masyarakat,  katanya inikan aset milik Pemkot Palu. Kekayaan yang ada di PT. CNE adalah kekayaan yang dipisahkan, tidak lagi melekat langsung pada Pemerintah Kota Palu. Dia menjadi aset PT. CNE, sehingga tidak ada penghapusan aset, karena bentuknya saham,” jelasnya.  

Memet menegaskan, PT. CNE tunduk terhadap Undang-Undang Perseroan Terbatas (PT) Nomor 40 Tahun 2007.

“Tidak ada Perda atau Perwali, cuma ketika ada yang ingin menanam saham di PT.CNE atas persetujuan DPRD Palu. Dengan begitu, seluruh aturan main yang kami lakukan disini, mulai direksi, komisaris, itu adalah menurut regulasi UU PT Nomor 40 Tahun 2007. Makanya, pengangkatan direksi PT.CNE tidak melalui mekanisme fit and proper test, namun diangkat dan diputuskan melalui RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham),” jelasnya.

Dia berharap, jumpa pers tersebut dapat memberi kejelasan kepada masyarakat Kota Palu, sehingga tidak ada isu negatif lagi yang berkembang.

“Jadi pada kesempatan ini, awak media kami harap bisa memberikan penjelasan yang baik kepada masyarakat, sehingga tidak terjadi polemik-polemik yang menggangu pikiran kita untuk membangun kembali Mall Tatura ini sebagai kebanggan masyarakat Palu, dan provinsi Sulawesi Tengah pada umumnya,” tegasnya.

Sementara itu, Memet mengungkapkan, mall yang akan dibangunnya saat ini adalah mall bertaraf internasional.

“Memang menghabiskan anggaran kurang lebih Rp350 miliar. Awalnya kurang lebih Rp500 miliar. Untuk menghemat itu, perencana kita sarankan untuk menggunakan bahan harganya sedikit terjangkau, namun kualitas bagus,” katanya.

“Filosofinya ke depan, mall ini akan jadi tempat wisata, meeting. Masyarakat Palu dan sekitarnya, pulang kantor, pulang kerja, merasa tidak nyaman kalau tidak datang ke Mall Tatura,” katanya.

Memet mengungkapkan, sudah kurang lebih 90 persen tenant akan mengisi Mall Tatura, dari 25.000 meter persegi ruang sewa.

“Ruang pameran kami sediakan kurang lebih 2000 meter persegi, sangat luas. Pada lantai dasarnya, tidak ada penjualan fashion, yang ada F and B dan pameran, disitu ada Starbuck, Mcdonald, dan banyak lagi brand nasional yang akan masuk. Dan pada lantai empat itu ada cineapolis dan food court. Ini juga merupakan mall pertema di Sulteng yang menggunakan bahan SNI terbarukan,” katanya.

Reporter: Yusuf Bj

Ayo tulis komentar cerdas