I Nyoman Sriadijaya. (Foto: Ist)

Palu, Metrosulawesi.id – Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Sulawesi Tengah, I Nyoman Sriadijaya, mengungkapkan, ada berkah di balik musibah bencana sesar Palu Koro tahun lalu bagi perkembangan kepariwisataan di Sulteng. Karena itu, awal 2019, Dispar Sulteng bersama Tim Eksebisi Palu Koro melakukan kajian tentang sesar Palu Koro.

“Pada senin kemarin, kepala bidang kami telah membawa dokumen ke pusat untuk pengusulan sesar Palu Koro sebagai warisan geologi nasional. Insyaallah tahun ini kami berharap sudah bisa direkomendasikan, kemudian disusun master plannya,” kata I Nyoman, di Palu belum lama ini.

I Nyoman berharap, sesar Palu Koro ini, dengan 25 titik potensi geowisata, Talise, di Jalan Diponegoro, Jalan Cemara, Mamboro, Bambaranu, Danau Talaga, Sibedi, Jono Oge, Sibalaya, Balaroa, Petobo, dan daerah lainnya, merupakan potensi yang diharapkan Kementerian SDM menjadi warisan geologi mereka.

“25 situs geologi ini dapat disampaikan ke Bupati dan Wali Kota, untuk mendorong para Bupati/Wali Kota untuk menjadikan situs ini sebagai Desa Wisata. Dorongan itu sebagai cikal bakal untuk bisa ditetapkan sebagai Geo Park Nasional,” ujarnya.

I Nyoman mengatakan, provinsi Sulteng sangat bersyukur, disamping luas alamnya yang bagus, juga memiliki potensi keanekaragaman hayati yang mengagumkan, baik darat, laut, dan udara, memiliki keindahan dan gajala bentang alam.

“Saya yakin semua ini akan menjadi berkah, sesar Palu Koro ini bisa kita kembangkan, sebab Sulteng memiliki tiga potensi geo park, diantaranya geo park danau tektonik, geo park ancangkan batui, yang dari air terjun batui hingga ke pulau dua lempeng dasar laut tertua,” katanya.

Kata I Nyoman, jika geo park Sulteng disahkan oleh UNESCO, maka tentunya Sulteng akan lebih dikenal lagi. Kaat dia, Sulteng satu-satunya di Indonesia yang memiliki dua cagar biosfer, yakni Taman Nasional Lore Lindu dan Kepulauan Togean.

“Pasca bencana ini, sepertinya kita tidak bersabar seperti apa Teluk Palu nantinya, sebab Dispar Sulteng tidak dilibatkan. Namun pada prinsipnya, jika semua infrasktruktur dibangun berdasarkan kearifan lokal, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, dan memiliki daya tarik, itulah pariwisata, maka inilah yang kita harapkan ke depan,” jelasnya.

Reporter: Moh Fadel
Editor: Yusuf Bj

Ayo tulis komentar cerdas