Penyaluran kredit di Sulawesi Tengah perlu terus digenjot meskipun pertumbuhan ekonomi daerah ini di atas nasional. (Foto: Pataruddin/ Metrosulawesi)

Palu, Metrosulawesi.id – Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sulawesi Tengah mengakui bahwa pertumbuhan ekonomi di wilayah ini terbilang masih sangat tinggi sekitar 6,04 persen. Sedangkan, ekonomi nasional hanya sekitar 6,02 persen.

Hal itu disampaikan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tengah, Mohamad Abdul Majid Ikram pada peresmian kantor PT BPR Palu Lokadana Utama, Selasa (12/11/2019).

Menurutnya, jika dilihat secara spasial di beberapa wilayah terjadi aktifitas ekonomi yang sangat berbeda. Sedangkan, kekuatan ekonomi di Sulteng masih tergantung dari Kabupaten Banggai, Tojo Una-Una, Banggai Kepulauan, Morowali, dan Morowali Utara.

“Kita berharap dengan adanya tahap recovery pembangunan pascabencana yang melanda Kota Palu, Sigi, dan Donggala bisa mengembalikan perekonomian kembali di Sulawesi Tengah khususnya di tiga wilayah ini,” harapnya.

Ia menjelaskan keberhasilan Pemprov Sulteng dalam menjaga dan meningkatkan perekonomian daerah tidak lepas dari upaya pemerintah daerah mendorong investasi terutama di sektor swasta.

“Namun, terus terang saja pertumbuhan kredit masih sangat rendah. Ini juga menjadi tantangan kita, walaupun banyak kredit cukup besar bersumber dari perbankan,” terangnya.

Di sisi lain, ia mengatakan bahwa dengan berkembangnya ekonomi digital atau financial techology (Fintech). Pihaknya mengharapkan PT BPR Palu Lokadana Utama tidak ketinggalan terkait hal itu.

“Kita harapkan BPR bisa meningkatkan pelayanan jasa keuangan terhadap nasabah agar dapat mendorong perekonomian di Sulteng,” ujarnya.

Menurutnya, sektor tersebut merupakan salah satu kunci penentu kesuksesan dalam meningkatkan atau paling tidak dalam mempertahankan prestasi pencapaian pertumbuhan ekonomi suatu daerah atau wilayah.

“Oleh karena itu, untuk menciptakan iklim berusaha yang kondusif, BI akan turut berupaya dengan terus berusaha sekuat tenaga terutama dalam mengawal stabilitas nilai tukar rupiah dan dengan tetap memperkokoh stabilitas perekonomian,” pungkasnya.

Reporter: Fikri Alihana
Editor: Pataruddin

Ayo tulis komentar cerdas