Palu, Metrosulawesi.id – Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah (Dispusarsip) Provinsi Sulawesi Tengah tengah gencar mensosialisasikan program perpustakaan berbasis inklusi sosial di sejumlah kabupaten di Provinsi Sulteng.
“Sosialisasi pengembangan perpustakaan berbasis inklusi sosial menindaklanjuti program Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI,” kata Kepala Bidang Pengembangan Perpustakaan dan Pembudayaan Kegemaran Membaca Dispusarsip Sulteng, Dr. Rohani Mastura di Palu, Rabu, 6 November 2019.
“Untuk tahun ini, ada tiga kabupaten yang kami sasar dalam rangka sosialisasi pengembangan perpustakaan berbasis inklusi, yakni Morowali, Morowali Utara dan Kabupaten Sigi. Masing-masing kabupaten mengikutkan kepala desanya dengan jumlah ratusan orang, misalnya dari Morowali ada 126 kepala desa diutus untuk mendengarkan sosialisasi tersebut,” ujarnya.
Rohani mengungkapkan, Kabupaten Morowali mengikutkan kepala desanya sebanyak 126 orang, sementara Morowali Utara mengikutkan 122 Kepala Desa, dan Kabupaten Sigi sebanyak 176 Kepala Desa.
“Ke depan, jika ada anggaran, Insyaallah kami akan membantu beberapa desa yang perpustakaannya maju, dengan mengadakan Bimbingan Teknis (Bimtek) serta membagikan beberapa buku dan satu perangkat komputer,” katanya.
Beberapa bulan lalu, kata Rohani, Perpusnas RI memberikan bantuan buku sebanyak 1.000 eksemplar dengan lima ratus judul, serta tiga komputer kepada tiga kabupaten yakni Sigi, Donggala, dan Banggai.
“Tetapi tahun depan, jika ada anggaran, kami juga akan mengadakan yang seperti dilakukan oleh Perpusnas RI, memberikan bantuan komputer serta buku,” ungkapnya.
Selain itu, Rohani mengatakan, saat ini Perpusnas RI juga mengadakan Peer Learning Meeting tingkat provinsi, kegiatan membahas pengembangan perpustakaan berbasis inklusi.
“Pada kegiatan itu mengundang dua kabupaten yakni Sigi, Donggala dan Banggai, melibatkan tim dari Provinsi Sulteng, serta beberapa kepala desa. Dari provinsi, yang mengikuti kegiatan itu ada delapan orang, salah satunya Bidang Pengembangan Perpustakaan dan Pembudayaan Kegemaran Membaca, tim ini ditugaskan menjadi tim sinergi, yang didalamnya tergabung kepala-kepala bidang. Begitupun kabupaten lainnya,” jelasnya.
“Sosialisasi Pengembangan Perpustakaan Berbasis Inklusi ini akan terus dilanjutkan hingga 2020. Rencananya tahun depan, ada dua kabupaten yang akan kami sasar, yakni Donggala dan Parigi Moutong, bahkan selain sosialisasi, juga akan ada bantuan buku dan komputer,” katanya.
Rohani berharap, para kepala desa dapat mendukung sosialisasi pengembangan perpustakaan berbasis inklusi tersebut, dengan mengucurkan anggaran dana desa.
“Sehingga sejumlah perpustakaan di desa dapat mengetahui program perpustakaan berbasis inklusi sosial ini,” katanya.
Reporter: Moh Fadel
Editor: Yusuf Bj