
- Triwulan III 2019
Palu, Metrosulawesi.id – Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Tengah mencatat, angka indeks tendesi konsumen (ITK) yang berada di kisaran 100 ini mengindikasikan bahwa menurut persepsi konsumen kondisi perkonomian Sulawesi Tengah pada triwulan III-2019 cenderung tidak mengalami perubahan dibandingkan dengan triwulan II-2019.
“Tingkat optimisme konsumen di triwulan III – 2019 ini lebih rendah dari triwulan II-2019 yang sebesar 128,41. Optimisme konsumen pada triwulan II-2019 didorong oleh momen Bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri. Selain itu, gaji ke-14 (THR) yang diberikan oleh pemerintah untuk PNS/TNI/Polri aktif dan pensiunan turut menyumbang optimisme dari sisi pendapatan,” kata Rukhedi, Kepala Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik, BPS Sulteng.
Menurut Rukhedi, dilihat berdasarkan komponen pembentuk, optimisme di triwulan III-2019 terutama didorong oleh Pengaruh inflasi terhadap konsumsi sebesar 108,44. Sedangkan pendapatan kini dan volume konsumsi rumah tangga yang keduanya memiliki angka indeks di bawah seratus, yaitu masingmasing sebesar 98,82 dan 92,64. Kedua indeks tersebut mengalami penurunan yang tajam dibandingkan triwulan II-2019.
“Indeks pengaruh inflasi terhadap konsumsi di Sulawesi Tengah pada periode triwulan III-2019 sebesar 108,44 mengalami sedikit kenaikan dibandingkan triwulan II-2019 dengan nilai 104,92. Pada triwulan III Kota Palu terjadi deflasi dibandingkan triwulan II-2019. Pada bulan Juli dan September terjadi deflasi dan hanya pada bulan Agustus mengalami inflasi sebesar 0,31 persen,” ujar Rukhedi.
Lanjut Rukhedi, komponen pendapatan kini mengalami penurunan paling rendah sebesar 44,3 poin bila dibandingkan dengan Triwulan II-2019. Hal ini kemungkinan karena pada triwulan II-2019 pada momen lebaran seluruh PNS/TNI/Polri aktif dan pensiunan mendapat THR berupa gaji penuh dan tunjangan serta adanya panen raya hasil pertanian dan perkebunan.
Sedangkan pada triwulan III hanya ada momen Idul Adha yang tidak begitu semarak seperti momen Idul Fitri di mana para pegawai/pekerja mendapat bonus hari raya.
Ditinjau lebih dalam terkait peningkatan volume/ frekuensi konsumsi rumah tangga yang terjadi pada triwulan III-2019, tampak bahwa kenaikan terjadi pada kelompok makanan dengan indeks 105,25, sedangkan kelompok bukan makanan terjadi penurunan dengan indeks 89,04.
Dibandingkan dengan triwulan II-2019, konsumsi rumah tangga pada triwulan III-2019 untuk kelompok pengeluaran menunjukan penurunan kecuali kelompok pendidikan dengan nilai kenaikan 13,62 poin. Sedangkan penurunan yang paling tinggi terjadi pada kelompok pakaian dengan nilai penurunan 71,84 poin. Kondisi ini disebabkan oleh momen Bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri yang mendorong konsumsi rumah tangga menjadi sangat tinggi pada triwulan II 2019.
Peningkatan volume konsumsi kelompok makanan oleh rumah tangga di Sulawesi Tengah pada triwulan III-2019 didorong oleh kelompok bahan makanan sedangkan makanan dan minuman jadi terjadi penurunan. Indeks volume konsumsi bahan makanan sebesar 114,28 dan makanan/minuman jadi sebesar 96,22. Sementara itu, pada kelompok nonmakanan tidak semua komponen mengalami peningkatan konsumsi dibanding triwulan II-2019.
Komponen konsumsi non-makanan yang mengalami kenaikan yaitu pembelian pulsa HP (104,82), pendidikan (116,62) dan transportasi (102,37). Sebaliknya, kelompok nonmakanan yang mengalami penurunan volume konsumsi yaitu pakaian (86,78), hiburan/rekreasi (59,06), akomodasi (65,07), dan perawatan kesehatan/kecantikan (88,58).
Pergerakan angka indeks konsumsi makanan dan bukan makanan di Sulawesi Tengah sejak triwulan I-2015 sampai dengan triwulan III-2019 secara umum memiliki pola kenaikan dan penurunan yang berulang di setiap tahun. Sepanjang periode tersebut, kedua angka indeks tersebut mengalami fluktuasi dengan kecenderungan naik untuk kelompok makanan dan menurun untuk kelompok bukan makanan.
Secara umum, fluktuasi indeks konsumsi, terutama pada kelompok makanan memiliki tren menurun pada awal dan akhir tahun kemudian meningkat di pertengahan tahun. Kondisi ini disebabkan karena momen Ramadhan dan Idul Fitri terjadi pada pertengahan tahun. Pada momen tersebut, konsumsi masyarakat, terutama makanan, cenderung mengalami peningkatan.
Penduduk di Sulawesi Tengah mayoritas beragama Islam, sehingga momen ini menjadi cukup berpengaruh. Sementara untuk kelompok bukan makanan memiliki tren yang lebih stabil. Namun pada tahun 2017 dan 2018, tampak ada perbedaan pola di akhir tahun. Pada tahun 2015 dan 2016 indeks konsumsi makanan mengalami penurunan pada triwulan IV, akan tetapi pada tahun 2017 dan 2018 justru mengalami kenaikan.
Kondisi ini menunjukkan adanya kenaikan volume konsumsi makanan masyarakat pada akhir tahun pada tahun 2017 dan 2018 dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
Selama periode triwulan I-2015 sampai triwulan III-2019, nilai indeks terendah dari kedua komponen ini terjadi pada triwulan I-2015 dengan nilai indeks konsumsi kelompok makanan sebesar 102,88 dan bukan makanan sebesar 85,25. Pada kelompok makanan, indeks tertinggi terjadi pada triwulan II-2019 dengan nilai sebesar 165,35. Adapun kelompok nonmakanan nilai indeks tertinggi terjadi pada triwulan III-2016 yaitu sebesar 113,99. (*)
Reporter: Pataruddin