
Parimo, Metrosulawesi.id – Kiprah prajurit TNI saat ini tidak hanya dituntut lihai dalam menghadapi musuh maupun cekatan dalam menggunakan senjata dan alat perang lainnya. Lebih dari itu, prajurit TNI juga harus memiliki keterampilan tambahan.Tujuannya tak hanya sebagai bagian dari sosialisasi atau mendekatkan diri dengan masyarakat. Tapi bisa juga untuk dijadikan sumber penghasilan tambahan.
Seperti yang ditunjukkan tim pengawasan dan evaluasi (wasev) TMMD saat meninjau progres program TMMD 106 di Desa Ogoalas, Kecamatan Tinombo, Kabupaten Parigi Moutong belum lama ini. Ketua tim dari sterdam XIII/Merdeka, Letkol Inf Masgen Abas ikut menunjukkan kebolehannya dalam mengupas kelapa dengan menggunakan ujung golok yang ditancapkan di kayu. Selama ini petani kelapa di desa Ogoalas memang masih menggunakan cara tradisional dalam mengupas kelapa yang nantinya dijual ke ibukota kecamatan.
Aksi ini seketika mengundang decak kagum petani pemilik kelapa tersebut.
Pasiter Kodim 1306/Donggala Kapten Infanteri Sjafroni Saselah yang mendampingi Letkol Inf Masgen Abas pun ikut tersenyum dan memuji kemampuan perwira TNI berpangkat dua melati tersebut.
“Luar biasa. Ternyata komandan juga hebat dan jago mengupas kelapa.  Tidak kalah dengan kemampuan para petani yang memang sehari-harinya bekerja mengupas kelapa untuk dijual demi memenuhi kebutuhan sehari-hari,’’ ujarnya.
Letkol Margen Abas sendiri mengaku hanya mencoba belajar mengerjakan apa yang dilakoni para petani kelapa selama ini. Ia pun berharap dengan adanya program TMMD setidaknya akan membantu para petani dalam meningkatkan pendapatannya. Dengan adanya jalan baru dan pelebaran jalan yang dikerjakan satgas TMMD tentunya akan membuka akses transportasi lebih mudah ke ibukota kecamatan. Harga jual kelapanya pun akan lebih mahal sehingga dengan sendirinya pendapatan lebih meningkat dibanding sebelumnya. Sebagian warga Desa Ogoalas dan Desa Patingke, dua dari tiga desa sasaran TMMD 106 memang bekerja sebagai petani dan berkebun. Kondisi geografis menjadikan warga hanya bisa menggantungkan hidup dari berkebun maupun menanam palawija. Kondisi alam yang subur membuat hasil kebun melimpah. Hanya saja harga jualnya masih sangat murah karena terkendala akses transportasi ke kota.
Reporter: Djunaedi
Editor: Syamsu Rizal