Trie Iriany Lamakampali. (Foto: Ist)

Palu, Metrosulawesi.id – Kepala Dinas Hortikultura dan Tanaman Pangan Provinsi Sulteng, Trie Iriany Lamakampali  mengungkapkan produksi pertanian khususnya padi dan kedelai di Sulawesi Tengah tahun ini mengalami penurunan dibanding 2018.

“Provinsi Sulteng untuk posisi kontribusi 2019 harus diakui tidak mencapai target yang telah ditetapkan. Baik target Rencana Program Jangka Menengah Daerah ( RPJMD) apalagi target nasional. Kita menurun dibanding tahun 2018, khususnya padi dan kedelai. Kalau jagung kita meningkat,” ujar Trie saat Rapat Koordinasi Upsus  Padi, Jagung dan Kedelai (Padjala) Provinsi Sulteng, di Palu, Selasa, 15 Oktober.

Trie mengatakan, pemerintah pusat harus memahami bahwa rendahnya capaian itu ada sebabnya. Pertama, saat terjadi bencana September 2018 lalu, mengakibatkan potensi  lahan kurang lebih 7.000 hektar di Kabupaten Sigi karena tidak memiliki sumber air.

“Kalau kita bayangkan 7.000 hektar, kita tidak bicara dua kali tanam satu tahun,  kita bicara 150 IP nya itu ada kehilangan kurang lebih 10.000. Selisih yang ada bapak ibu sekalian, itu adalah ketika disandingkan dengan kontribusi 2018 itu ada selisih 17.000 minus dibandingkan 2018.  Kalau dibandingkan dengan target tanam, RPJMD kita itu 21.000,” terangnya.

Kata dia, untuk tanaman  kedelai  lebih parah lagi, karena minus 15.000 terhadap panen 2018  dan 28.000 terhadap target yang ditetapkan. Disamping karena kerusakan daerah irigasi Gumbasa di Sigi,  penyebab lain adalah kondisi iklim dan ketersediaan benih di tingkat lapangan.

“Sebenarnya Sulteng itu tidak termasuk daerah yang extrim sebetulnya. Betul tidak exrtrim tapi merata juga kemaraunya, jadi berpengaruh karena banyak lahan-lahan yang tidak bisa ditanami sesuai jadwal tanam. Itu juga penyebab.  Saya juga mau sampaikan, keberadaan  ketersediaan benih juga ditingkat lapangan yang sering tidak konek dengan kebutuhan, ini harus dicegah. Kita sampaikan  waktunya saat dibutuhkan tidak turun, pas sudah kemarau baru ada.  Jadi banyak benih yang sudah diturunkan tapi tidak ditanami  tadinya karena kemarau ini juiga harus dipahami tim pusat bahwa Sulteng ini seperti ini kondisinya,” beber Trie.

Meski demikian, Trie berpesan kepada kepala dinas kabupaten/kota dan jajarannya, agar memperhatikan kondisi iklim yang sudah kondusif agar tidak menunda untuk menanamkarena melihat kondisi alam saat ini di Sulteng  dalam tiga minggu terakhir sudah ada beberapa daerah yang sudah mulai hujan.  

“Jadi kami berharapkan yang sudah disalurkan segera menanam,  takutnya ada masalah baru lagi.  Karena benih sudah didistribusi tidak pernah ditanami atau ditunda. Kalau ditunda bisa saja benih itu rusak. Ada lagi yang bilang pemerintah yang tidak beres, belum lagi sesama kita yang sebut tidak beres, ini yang kita hindari,” tandasnya.

Reporter: Michael Simanjuntak
Editor: Yusuf Bj

Ayo tulis komentar cerdas