DOA BERSAMA - Suasana doa bersama untuk negeri yang digelar di lapangan Makorem 132/Tadulako, Jumat sore 11 Oktober 2019. (Foto: Djunaedi/ Metrosulawesi)
  • TNI-Polri Gelar Doa Untuk Negeri

Palu, Metrosulawesi.id – TNI dan Polri menggelar acara doa bersama untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Kegiatan tersebut ditempatkan di lapangan Makorem 132/Tadulako, Jumat sore 11 Oktober 2019.

Pantauan Metrosulawesi dilokasi terlihat pula Akademisi, tokoh agama, perwakilan pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah hingga mahasiswa dan masyarakat Kota Palu ikut dalam kegiatan tersebut. Acara itu juga dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT)  TNI Ke 74.

Begitu pula dengan Ketua DPRD Sulteng, Hj. Nilam Sari Lawira, SP,MP juga menghadiri acara tersebut. Sebelum melaksanakan doa bersama para jamaah dihibur dengan penampilan grup musik marawis dari TNI-Polri.

Tak hanya itu, nampak hadir pula Ketua MUI yang juga Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Palu, Prof.Dr. Zainal Abidin M,Ag, Komandan Pangkalan Angkatan Laut Palu, beserta jajaran dan beberapa Kapolres.

Selain perlengkapan, logistik acara doa bersama, dan pengamanan, pihak TNI dan Polri  mempersiapkan pengamanan perlengkapan lainnya. Agar acara berjalan dengan lancar, nyaman, aman dan kondusif.

Dalam sambutannya, Danrem 132/Tadulako, Kolonel Inf Agus Sasmita menyampaikan bahwa perlu disadari NKRI sudah berdiri sejak 75 tahun yang lalu. Ia pun mengajak komponen masyarakat agar menjaga bangsa dan negara Indonesia.

“Kita harus selalu pahami semua golongan kelompok sehingga berdirilah bangsa Indonesia. Maka dari itu mari kita jaga kesatuan bangsa. Seperti beberapa hari terakhir negara ini telah terjadi kejadian. Tapi kita harus selalu meningkatkan kebersamaan,” sebutnya.

Oleh karena itu, pihaknya mengucapkan terima kasih kepada seluruh warga masyarakat Kota Palu dan sekitarnya. Kepada Masyarakat Sulteng dan seluruh pemimpin yang sudah hadir untuk bersama-sama berdoa untuk negeri yang dicintai.

“Negara Republik Indonesia. Tanah Tumpah Darah, dimana nanti kami akan menutup mata selama-lamanya. Tanah yang akan kita berikan ke anak cucu kita,” katanya.

Sementara itu, Kapolda Sulteng, Brigjen Pol Lukman Wahyu Haryanto mengatakan kebangsaan adalah keinginan kuat untuk bersatu dalam sebuah negara yang disebut Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari berbagai perbedaan.

“Perbedaan memiliki potensi konflik untuk terpecah belah. Namun, sebaliknya perbedaan yang dilandasi keinginan yang kuat akan menjadi sebuah mozaik indah yang sangat kuat Inilah yang disebut Indonesia,” sebutnya.

Reporter: Fikri Alihana, Djunaedi
Editor: Udin Salim

Ayo tulis komentar cerdas