Palu, Metrosulawesi.id – Untuk meningkatkan kapasitas pertanian, Pemerintah Kabupaten Sigi saat ini memanfaatkan tanaman palawija pascabencana 28 September 2018 lalu.
Wakil Bupati Sigi, Paulina mengatakan guna mengantisipasi hal tersebut pihaknya bekerjasama dengan pemerintah provinsi Sulawesi Tengah dan NGO terus berupaya memanfaatkan lahan yang ada dengan melakukan penanaman palawija.
“Memang untuk persawahan tidak bisa digunakan karena membutuhkan debit air yang cukup besar. Sehingga, kami mengganti dengan tanaman lain,” katanya, Kamis (3/10/2019).
Ia mengungkapkan akibat kerusakan yang terjadi pada Irigasi Gumbasa seluas 8 ribu hektar lahan pertanian milik warga terdampak kini tidak mendapat pasokan air yang lebih. Untuk itu, beberapa pihak masih terus melakukan perbaikan di area irigasi.
“Memang masih banyak bergantung dengan bendungan irigasi Gumbasa. Namun, sementara itu masih tahap pengerjaan yang ditangani langsung oleh Kementrian PUPR,” jelasnya.
Sementara itu, inovasi terus dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Sigi untuk peningkatan jenis varitas padi ladang yang hanya memerlukan debit air yang sedikit. Sedangkan, wilayah yang menjadi percontohan ialah berada di Desa Langaleso.
“Sudah panen kurang lebih setengah hektar dan ini merupakan projek dari Kementrian Pertanian. Kemudian kita juga mendorong petani agar mengganti komoditi. Semoga proyek pengerjaan irigasi Gumbasa bisa selesai tahun 2020,” tuturnya.
Reporter: Fikri Alihana
Editor: Pataruddin