Palu, Metrosulawesi.id – Universitas Tadulako (Untad) menghadiri pengambilan sumpah Profesi Insinyur di Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda baru-baru ini. Dalam kesempatan itu, Rektor Untad diwakili oleh Sekretaris LPPM, Dr Ir H Ramlan MP menghadiri pengambilan sumpah Profesi Insinyur angkatan I Tahun 2019.
Ramlan dalam keterangannya menyampaikan telah menyempatkan diri berdiskusi dengan Mantan Dirjen Dikti, Prof Dr Ir Djoko Santoso MSc IPU ASEAN Eng, yang saat ini menjadi Tenaga Ahli Keinsinyuran Kemenristekdikti. Prof Djoko, kata Ramlan, menyampaikan Untad memiliki peluang menyelenggarakan Program Profesi Insinyur.
Potensi itu ada karena saat ini sudah ada 32 orang yang menyandang predikat Profesi Insinyur ditambah dengan 60 dosen Untad yang akan menuntaskan pendidikan Profesi Insinyur pada akhir 2019.
“Saat ini masih banyak yang mispersepsi tentang Profesi Insinyur. Padahal ini sudah jelas dalam UU 11/2014 tentang Keinsinyuran, dan PP 25/2019,” ujar Prof Djoko Santoso sebagaimana dituturkan Ramlan.
Ramlan juga menuturkan, sesuai penjelasan Prof Djoko atas peraturan yang ada, Program Profesi Insinyur tidak hanya dapat diikuti oleh dosen berlatarbelakang Keteknikan atau Agrokompleks, tetapi juga bidang lain yang bersentuhan dengan keinsinyuran. Bahkan ke depan Progesi Insinyur akan menjadi Syarat untuk kegiatan tertentu. Dalam Persatuan Insinyur Asia Pasifik, jelas Ramlan, sejumlah dokter juga mengambil Program Profesi Insinyur.
“Prof Djoko mencontohkan, seorang dokter yang menggeluti profesinya dan bersentuhan dengan keelektroan dan sarana kedokteran lainnya, jika mau memperdalam bidang itu, dapat mengambil profesi insinyur. Bidang Biologi dan Kimia pun begitu, jika akan melakukan kerja-kerja rekayasa lalu bisa menghasilkan luaran, dapat memperdalam keilmuan melalui Profesi Insinyur,” ungkap Ramlan.
Bahkan, lanjut Ramlan, Prof Djoko Santoso mengungkapkan, Profesi Insinyur ini berbeda dengan insinyur yang bernuansa akademik. Hal itu, kata Ramlan ditegaskan Prof Djoko dengan menyatakan bahwa insinyur yang bernuansa akademik dalam ijazahnya tidak tertulis gelar profesi insinyur dalam ijazah. Hal itu berbeda dengan gelar melalui Program Profesi Insinyur. Sebutan insinyur, juga tidak ada dalam ijazah, yang ada adalah sarjana karena bersifat akademik.
“Itu pesan-pesan dari Prof Djoko. Semoga tidak lama lagi, Untad dapat membuka Program Profesi Insinyur,” pungkas Ramlan.
Reporter: Michael Simanjuntak
Editor: Yusuf Bj