
Palu, Metrosulawesi.id – Hampir setahun bencana yang melanda Kota Palu dan sekitarnya. Banyak industri kecil dan menengah (IKM) mengalami jatuh bangun dalam mengembangkan usaha. Salah satunya yang dialami Banua Cokelat.
Produk olahan cokelat yang menjadi ciri khas daerah Sulawesi Tengah hingga sampai saat ini omset pendapatan mengalami penurunan secara drastis sebesar 75 persen.
Hal ini diungkapkan langsung Pemilik IKM Banua Cokelat, Ansaruddin kepada Metrosulawesi, Senin (16/9/2019) saat ditemui di Outlet Resmi banua Cekelat Jalan Otto Iskandar Dinata (Otista) No.70 Kota Palu.
Dia mengakui bahwa dari empat karyawan yang dipekerjakan di tempat usaha tersebut, satu diantaranya harus di rumahkan karena faktor penurunan omset. Menurutnya, pemerintah daerah tidak bisa selalu dipersalahkan oleh masyarakat atas kejadian ini.
“Yang dulunya penghasilan sebelum bencana bisa satu minggu, sekarang satu bulan pun tidak dapat. Apalagi bantuan untuk tambahan modal bagi pelaku IKM sama sekali tidak ada dari dinas terkait, kondisinya juga sudah seperti begini dan kita tidak bisa menyalahkan terus pemerintah yang pasti tidak ada manusia yang mengharapkan bencana ini terjadi,” ungkapnya.
Dirinya pun menjelaskan tidak terlalu berharap banyak dari bantuan pemerintah. Lanjut dia, di karenakan masih ada IKM lain yang lebih membutuhkan dana bantuan tersebut. Sementara itu, jumlah anggota terdampak khususnya produksi olahan cokelat kurang lebih sekitar 12 IKM.
“Lalu kami sempat dijanjikan akan dapat bantuan. Tapi, sampai hari ini kita tidak ada. Mungkin ada orang yang lebih pantas dapat bantuan itu, bukan hanya Kota Palu daerah yang terdekat seperti Sigi, Donggala dan Parigi Moutong kalau mau dibilang semua pasti terdampak bencana,” tuturnya.
Pascabencana 28 September 2018 silam. Ia baru kembali beraktifitas membuka Outlet mulai Januari 2019 dengan bermodalkan dana simpanan yang diperoleh dari penjualan cokelat sebelumnya. Sedangkan, dirinya bersama keluarga selama tiga bulan itu mengungsi di wilayah Kota Makassar Sulawesi Selatan.
“Di sana kami jalan untuk kembali lagi ke Palu. Namanya juga usaha sudah di sini jadi otomatis kami harus melakukan aktifitas seperti biasa. Kita buka lagi dengan sisa dana yang ada, bahkan perbaikan rumah produksi kami harus meminjam,” ungkapnya.
Ditaksir kerugian yang dialami oleh IKM Banua Cokelat pascabencana kurang lebih sekitar Rp100 juta. Ia mengatakan sebelum bencana penghasilan sehari bisa mencapai Rp1 juta. Selanjutnya, ia berharap ke depan perekonomian di Kota Palu bisa segera pulih dan tetap bangkit.
“Kami juga sempat berbincang dengan IKM lain di luar Sulawesi Tengah. Bahwa kondisi ekonomi sekarang lagi menurun hampir seluruh Indonesia. Hanya saja Kota Palu kemarin sempat mengalami bencana itu yang menjadi faktor utama bagi kita di sini,” pungkasnya.
Reporter: Fikri Alihana
Editor: Pataruddin