- Menyongsong Pemilihan Kepala Daerah Wali Kota Palu 2020 (2)

Catatan Ringan: Indra Yosvidar
Menikmati secangkir kopi sambil mendengarkan teman-teman sesamapenikmat kopi di warkop di kawasan MT Haryono memang punya keunikan sendiri. Terlebih topik pembicaraannya menyangkut pemilihan kepala daerah teristimewa soal pemilihan Wali Kota Palu 2020 mendatang. Jangan ditanya lagi, soal isi pembicaraanya. Ibaratnya ‘Panjang kali lebar sama dengan Luuaaas..’ Dan sayapun tetap setia menjadi pendengar setia. Akhirnya terjawablah rasa penasaran saya soal warga Palu yang ingin ikut memperebutkan kursi singasana yang empuk di Kantor Wali Kota Palu. Sambil mendengarkan teman-teman berpendapat soal calon-calon kandidat, saya membuka media sosial melalui handphone. Ternyata lumayan juga akun yang isinya bersosialisasi, entah itu memperkenalkan diri maupun langsung memohon dukungan untuk menjadi kontestan pada pesta demokrasi pemilihan Wali Kota Palu 2020 mendatang.
TIDAK bisa dipungkiri perkembangan internet yang begitu pesat berdampak ke hampir semua aspek. Data yang saya peroleh dari berbagai sumber, pengguna media sosial presentasenya lebih besar.
Fakta dengan meningkatnya angka pengguna media sosial ini, pada akhirnya ikut membawa persaingan baru dalam kancah politik di Indonesia. Termasuk di Sulawesi Tengah, lebih spesifik lagi di Kota Palu. Menjelang pemilihan Wali Kota Palu 2020, warga Palu yang mencoba ikut dalam pemilihan, mengawali strateginya dengan menggunakan media sosial. Sebut saja di facebook, saya melihat beberapa akun—entah itu pemilik akun langsung atau orang-orang yang menamakan dirinya sebagai ‘tim sukses’—bagi saya sebutan tim sukses kurang pas. Saya sependapat dengan teman salah satu dosen Hukum Perdata Untad Palu—yang biasa sering bersenda-gurau dan kadang sharing di tempat favorit menikmati kopi—paling cocok kalau disebut ‘tim pemenangan’ ketimbang ‘tim sukses’..Stoop.., saya tidak mau berpanjang lebar soal tim ini, karena yang mau diulas soal warga Palu yang mulai kampanye pemilihan Wali Kota Palu.
Akun pertama yang saya temui adalah Agussalim SH. Nama ini bagi saya bukan baru diliat dan dengar. Teman dari SMP hingga di bangku perguruan tinggi—saat masih kuliah di Fisipol Untad Palu sebelum pindah ke fakultas lain—di pemilihan nanti, Agussalim dengan tegas menggunakan jalur independen. Makanya tagline yang diusung ‘Green Palu Independen’ angka 25 ribu KTP untuk modal awal sebagai salah satu kandidat menuju perebutan gelar orang nomor satu di Kota Palu.
Dalam sosialisasinya juga, mantan calon Senator Senayan pada Pemilu 2019 lalu ini, mencatumkan cara mendukung dirinya. Tertulis jelas, apa saja yang harus disiapkan jika ingin memberikan dukungan terhadap Agussalim.
Ada yang menarik, saya lama memperhatikan salah satu akun milik Drs. Awaludin, MM. birokrasi (ASN) diPemerintahan Kota Palu ini, secara terang-terangan menulis dibawah namanya ‘Calon Wali Kota Palu’. Dengan tagline menyebut ‘Palu Kota APIK’—Adaptif-Produktif-Inovatif-Kompetitif. Awaluddin nama lengkapnya, tapi konon teman-teman maupun kesehariannya lebih akrab dipanggil Awa ini, mulai menebar simpati tidak saja berbahasa Indonesia, dalam sosialisasinya juga tertulis dengan menggunakan Bahasa Kaili ‘ Kamai loko Kami mosinggani kita momba’aturu Ngata’ta’—kalau diartikan: ‘Mari kita bersama membangun/mengatur kampung kita’.
Keasyikan bermedsos ria—saya ditegur teman di sebelah tempat duduk ‘kopinya diminum jangan main-main handphone saja..,benar juga, bisa dingin kopinya, lumayan sekali teguk, jangan sekaligus kepanasan dalam mulut—ternyata pembahasan soal pilwali semakin menjurus soal pantas atau tidak pantas—masih tetap jadi pendengar setia dan ‘no koment’. Kembali masuk melalang buana di medsos.
Hasilnya, ketemu akun milik Firman Lapide. Anak muda yang satu ini meski lebih banyak saya mendapatkan informasi dari orang lain, keseriusannya untuk ikut sebagai kontestan Pemilihan Wali Kota Palu, sudah digadang-gadang setelah Pemilu lalu. Bahkan, yang bersangkutan mencalonkan sebagai calon legislative DPR RI.
Sebagai anak muda, Firman Lapide dalam sosialisasinya menulis ‘Muda-Produktif-Visioner’. Makanya maju pada pemilihan nanti, dirinya menyebut sebagai ‘Harapan Perubahan untuk Kota Palu 2020-2025.
Sambil mencari akun lainnya. Teman memperlihatkan akun yang isinya ada foto Wali Kota Palu, Drs Hidayat. Melihat tagline yang ditulis. Pada umumnya sama dengan kepala daerah yang kembali maju pada Pilkada, baik itu Gubernur, Wali Kota maupun Bupati, pasti menuliskan kata ‘LANJUTKAN’. Sama halnya dengan Hidayat yang saat ini masih menjadi orang nomor satu di Kota Palu.. Dalam taglinenya tertulis ‘Berpikir Realistis, Rasional & Proporsional’.
Dalam benak saya, mungkin karena jabatannya masih sebagai orang nomor satu di Kota Palu, Hidayat masih memilih ‘malu-malu kucing’ saat ini. Amanah yang diberikan warga Kota Palu pada pilwali 2016 lalu, menjadi fokus utama ketimbang harus disibukkan dengan urusan memasang APK untuk Pilkada Wali Kota Palu 2020.
Tidak terasa lumayan menjadi pendengar setia dan bermain di medsos. Kembali memperhatikan teman-teman saling memberikan pendapat masing-masing. Malah ada yang mengarah ke salah satu figur untuk dijadikan jagoannya pada pemilihan Wali Kota Palu mendatang. Kalau Indra siapa figure yang berpeluang menjadi Wali Kota nanti? Wah, nanti saja disambung. Mari kita menikmati kopi. (bersambung)