Prof Dr Zainal Abidin. (Foto: Metrosulawesi/ Moh Fadel)

Palu, Metrosulawesi.id – Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Palu, Prof Dr Zainal Abidin mengimbau kepada seluruh umat Islam yang mempunyai kemampuan agar bisa berkurban para Idul Adha 1440 H, mengeluarkan hartanya untuk kepedulian sosial masyarakat Kota Palu.

“Apalagi pasca gempa, masih banyak saudara-saudara kita yang tinggal di tempat-tempat yang bukan rumah, seperti Huntara maupaun Huntap. Saya kira kita perlu memberikan perhatian untuk itu, seperti menyangkut makanan maupun kebutuhan mereka lainnya,” ujar Zainal di Palu belum lama ini.

Olehnya itu kata Zainal, pada hari raya Idul Adha tahun ini diharapkan para saudara yang tidak lagi memiliki rumah dan telah tinggal di camp-camp pengungsian bisa juga merasakan kenikmatan berhari raya, dengan makan makanan yang enak, sesuai dengan selera.

“Sehingga hari raya itu tidak hanya dirasakan oleh orang tinggal di rumah, tetapi juga dirasakan oleh orang-orang yang tinggal sementara di Huntara. Dengan segala keterbatasan dengan segala kekurangannya, mereka juga bisa menikmati Hari Raya Idul Adha ini,” ujarnya.

Zainal berharap, kurban-kurban semakin banyak dimainkan dan diperankan oleh umat Islam, maka masyarakat yang membutuhkan akan mendapatkan perhatian dari masyarakat yang peduli.

“Salurkanlah kurban dengan baik dan benar kepada orang yang berhak untuk mendapatkannya, lebih khusus kepada mereka yang hidup di Huntara, di kamp-kamp pengungsian, harus menjadi prioritas di dalam pembagian kurban ini,” kata Zainal.

Zainal mengatakan, biarlah orang berkurban hanya menikmati sedikit, tidak usah terlalu banyak, walaupun agama tidak melarang untuk mendapatkan bagian itu. Tetapi jika bisa ikhlaskan semuanya untuk yang membutuhkan.

“Kita ketahui bersama untuk tahun ini pasti banyak yang membutuhkan, karena masih banyak yang hidup di kamp-kamp pengungsian, di Huntara dan Huntap. Mari umat Islam kita beribadah, karena ibadah ini cukup banyak pahalanya di sisi Allah SWT,” ujarnya.

Kata dia, di dalam Hadist disebutkan, bulu-bulunya, tanduknya, kukunya akan menghadap kepada Allah SWT sebagai saksi, bahwa yang bersangkutan sudah melakukan kurban. Bahkan semua bulu itu akan diubah oleh-Nya menjadi pahala.

“Olehnya itu bulu-bulu domba dan sapi itu akan datang kepada Allah dan berubah menjadi pahala, mereka akan mengatakan, ‘Ya Allah saya adalah bagian kurban dari si fulan, pahalanya berikan kepadanya.’ Bahkan di dalam Hadist juga disebutkan belum sampai darahnya ke tanah, pahalanya sudah diterima oleh Allah SWT. Betapa besar pahala kurban jika kita melaksanakannya pada hari raya nanti,” jelasnya.

Kata dia, ada empat hari waktu untuk berkurban di Hari Raya Idul Adha yakni 10, 11, 12, 13 Dzulhijjah. Pada hari raya Idul Adha haram hukumnya berpuasa.

“Apa artinya Allah ingin melihat hamba-hambanya menikmati hari lebaran. Dilarang berpuasa boleh jadi maksudnya nikmatilah makanan yang enak, sesuai selera, dan jangan berpuasa,” katanya.

Reporter: Moh Fadel
Editor: Yusuf Bj

Ayo tulis komentar cerdas