Prof Dr Zainal Abidin. (Foto: Metrosulawesi/ Moh Fadel)

Palu, Metrosulawesi.id – Selaku Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Palu dan juga selaku Ketua Dewan Pakar Pengurus Besar Alkhairaat Prof Dr Zainal Abidin turut berbela sungkawa dan berduka cita atas wafatnya Kiai Haji (KH) Maimoen Zoebair, di Mekkah belum lama ini.

“Kita doakan agar beliau diampuni segala dosanya dan ditempatkan yang layak di sisi Allah Swt, karena amal kebajikan beliau dan ilmu yang beliau sudah berikan kepada hampir seluruh murid-muridnya, termasuk pengabdianya kepada bangsa dan negara di usia yang sudah mencapai 90 tahun,” kata Zainal di kantor MUI Kota Palu, Rabu, 7 Agustus 2019.

Menurut Zainal, Kiai Haji Maimoen Zoebair atau akrab dipanggil Mbah Moen adalah seorang sosok ulama yang memiliki pengetahuan dan ilmu-ilmu agama yang cukup dalam, tidak hanya ilmu tetapi juga memiliki akhlak dan budi pekerti, hal itu tergambar dari ucapan dan perilaku beliau dalam keseharianya.

“KH Maimoen Zoebair menunjukan akhlak yang baik, sederhana, dan menjadi panutan, sehingga apa yang beliau disampaikan semua menjadi teladan, baik itu untuk santri-santrinya maupun bagi kami ini yang berada diluar Jawa Tengah tempat dimana Pondok Pesantren dan beliau tinggal,” ujar Zainal.

Kata dia, ketika beliau meninggal tentu semua merasakan kehilangan seorang sosok yang tegas tetapi juga santun didalam mengeluarkan ucapan.

“Meskipun saya belum pernah bertemu langsung dengan KH Maimoen Zoebair, namun saya membaca, mendengar orang menyampaikan tentang sosok beliau, baik saya selaku Raisurya Nahdlatul Ulama (NU) Sulteng dan beliau selaku Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama. Dari omongan dan cerita hampir semua mengatakan beliau seorang Kyai yang memiliki kharismatik, kewibawaan dan memiliki kedalam ilmu pengetahuan,” katanya.

Walaupun kata Zainal, beliau terlibat dalam politik praktis, tetapi KH Maimoen Zoebair tetap santun dan beliau tidak menunjukkan sebagai seorang politisi, tetapi justru beliau mengedapankan politik yang berakhlak.

“Hal ini menjadi teladan bagi kita semua, sebab beliau masuk di jajaran pengurus partai tetapi akhlaknya adalah akhlak yang tidak memihak kepada salah satu partai,” ungkapnya.

Selain itu Zainal mengatakan, Mbah Moen tidak membedakan antara pejabat, bukan pejabat, antara orang berpunya dengan orang tidak berpunya, dalam pandangan keseharian beliau adalah sama.

“Hal ini saya kira perlu kita contohi bahwa kita jangan pernah membedakan orang karena pangkatnya, hartanya dan kedudukanya, tetapi sebenarnya pada pandangan agama seperti yang lakukan oleh beliau bahwa manusia ini pada prinsipnya sama saja. Artinya kita menghormati orang itu karena akhlaknya bukan karena kedudukan dan jabatan,” katanya.

Selanjutnya kata Zainal, KH Maimoen Zoebair ini tidak ngotot dengan kebenaran yang beliau miliki atau tidak ngotot dengan pendapat yang beliau yakini sebagai sebuah kebenaran, apalagi itu menyangkut individu beliau.

“Maka sekarang kebenaran itu bisa muncul dari mana saja, olehnya hal ini saya kira yang harus menjadi teladan buat kita semua khususnya untuk kaum milenial. Kita jangan ngotot dengan satu pendapat lalu mempertahankan pendapat itu, kemudian menyalahkan pendapat orang yang berbeda dengan kita,” ujarnya.

Selain itu, menyangkut negara KH Maimoen Zoebair sangat tegas seperti bagaimana beliau membela NKRI, yang kemudian dikenal NKRI harga mati.

“Hal itu beliau sangat mempertahankan bahwa Republik ini Negera Kesatuan Republik Indonesia harus dipertahankan dan dinyatakan sudah final, saya kira beliau tokoh kita yang ngotot mempertahankan NKRI,” ungkapnya.

Reporter: Moh Fadel
Editor: Udin Salim

Ayo tulis komentar cerdas