Palu, Metrosulawesi.id – PT. Indonesia Mineral Industrial Park (IMIP) adalah salah satu raksasa berbasis olahan nikel beserta produk industri turunannya. Namun, di balik itu salah satu soal yang belum dituntaskan adalah dampak yang bakal timbul akibat limbah slag yang dihasilkan. Diperkirakan setiap tahun sebanyak 10 juta ton limbah slag dihasilkan dari hasil pembakaran pemurnian ore nikel.
Anggota DPRD Provinsi Sulawesi Tengah, Muhammad Masykur kepada Metrosulawesi, Ahad 4 Agustus 2019, mengatakan 10 juta limbah slag tersebut bukan barang sedikit. Dan jika tidak ada upaya solutif yang disegerakan maka kelak limbah slag akan jadi persoalan besar di Kabupaten Morowali.
Kekuatiran tersebut disampaikan oleh Muhammad Masykur terkait belum adanya solusi kongkrit terkait persoalan tersebut. Seperti diketahui setiap tahun PT. IMIP memproduk sekurang-kurangnya 10 juta ton limbah slag. Limbah slag merupakan hasil residu pembakaran ore dikategorikan sebagai limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).
Bisa dibayangkan jika sampai beberapa tahun ke depan belum ada solusi kongkrit dari PT. IMIP. Sementara disaat yang sama target produksi digenjot dalam skala masif, kata Masykur. Terkait hal tersebut, Masykur mendesak pihak PT. IMIP segera menuntaskan masalah limbah slag. Tidak hanya sekedar kejar target produksi tetapi soal limbah slag diabaikan. Sebab jadi ironis, tanah gunung habis dikerok, limbah slag jadi menggunung. (*)