
MOMENTUM Hari Ulang Tahun(HUT) Republik Indonesia (RI) ke-74 pedagang umbul-umbul, bendera merah putih hingga pernak-pernik hari kemerdekaan menyerbu Kota Palu.
Pantauan Metrosulawesi hampir setiap jalan di Kota Palu terlihat marak pedagang musiman ini seperti di Jalan Muhammad Yamin, RE Martadinata, Sam Ratulangi, Wolter Mongingsidi, Emy Saelan, Sis Al-Jufrie dan masih banyak lagi.
Salah seorang pedagang di bilangan Muhammad Yamin, Pardi mengatakan saat ini tujuannya berjualan, sekedar promosi kepada masyarakat sehingga ketika mencari umbul-umbul atau bendera mendekati HUT RI bisa langsung mendatangi lapak jualannya.
“Baru begini mas, pembeli masih sedikit. Bahkan tidak ada dalam sehari, tapi paling tidak promosi, karena masih lama juga hari kemerdekaan,” tuturnya Senin 29 Juli 2019.
Dirinya menuturkan, puncak melonjaknya pembeli yakni mulai dari H-5 sampai pada perayaan HUT. Biasanya, lanjut Pardi, barang yang ia jual dapat laku banyak melampaui ekspektasi.
Dikatakannya, pasokan umbul-umbul dan bendera ia dapatkan dari Kabupaten Bandung. Lelaki yang sudah 5 tahun berjualan umbul-umbul musiman ini membanderol harga barang dagangannya mulai dari Rp15.000 sampai dengan paling mahal yakni Rp400.000.
“Ya kalau nanti udah selesai, disimpan lagi buat dijual tahun depan. Tapi rata-rata nanti laku, kita do’a saja diberikan rejeki sama gusti Allah SWT,” ungkapnya.
Dikatakan Pardi, yang mendongkrak penjualan yakni pembelian dalam julmah banyak dari berbagai instansi pemerintahan, instansi vertikal, perbankan hingga perusahaan swasta yang sudah barang tentu tidak ingin melewati momen HUT RI tanpa pernak-pernik hari kemerdekaan.
Ia punya harapan untuk pemerintah.Ucapnya, minimal dari kepala daerah mewajibkan seluruh perangkat daerah untuk memasang berbagai pernak-pernik hari kemerdekaan sehingga secara otomatis akan mendongkrak penjualan.
“Sehingga nanti tidak disimpan-simpan lagi untuk tahun depan, sudah beli baru lagi untuk dijual. Saya berani dagang kan, ini barang yang bisa di simpan, tidak rugi kita,” ucapnya.
Reporter: Fikri Alihana
Editor: Pataruddin