Palu, Metrosulawesi.id – Pasca bencana gempa bumi, likuifaksi dan tsunami yang melanda Kota Palu, Kabupaten Sigi dan Donggala situasi perekonomian belum sepenuhnya normal. Meski bantuan dari berbagai pihak terus mengalir.
Tidak hanya dalam negeri, bahkan bantuan pun datang dari luar negeri sebagai bentuk kepedulian atas musibah yang menimpa Palu, Sigi dan Donggala (Pasigala) tersebut.
Proses pemulihan memang kini tengah dilaksanakan, terutama pembangunan infrastruktur di daerah terdampak dan hunian tetap (huntap) untuk korban bencana. Hanya saja, upaya pembangunan dan pemulihan tersebut menimbulkan kecemburuan sosial, karena pihak yang menanganinya didominasi oleh perusahaan besar asal luar Sulawesi Tengah.
Padahal di Sulawesi Tengah, khususnya Kota Palu, juga memiliki banyak perusahaan dan sumber daya manusia yang layak menangani pembangunan infrastruktur tersebut.
Salah seorang pengusaha lokal, Anjas Lamatata, kepada awak media, Minggu, 7 juli 2019 menilai, dalam proses pemulihan pasca gempa, pemerintah tidak melibatkan banyak pengusaha lokal. Padahal kata dia, banyak pengusaha lokal yang memiliki perusahaan yang layak untuk ikut terlibat dalam proyek pembangunan pasca bencana ini. Perusahaan dan kontraktor yang menangani proyek tersebut didominasi luar Kota Palu.
‘’Saya nilai selama ini, pengusaha lokal belum diberdayakan. Padahal cukup banyak sebenarnya yang mampu,’’ujarnya.
Ia sendiri mempertanyakan aliran bantuan yang masuk ke Palu, Sigi dan Donggala yang konon nilainya cukup besar. Demikian pula pengelolaan dana bantuan maupun pengerjaan proyek yang tidak transparan.
Untuk itu, Anjas yang memiliki usaha di bidang property ini berharap pemerintah ikut memberdayakan pengusaha lokal dalam proses pemulihan pasca bencana. Apalagi di tengah situasi ekonomi sulit akibat bencana, kata dia, pengusaha lokal juga tentunya butuh pendapatan untuk menghidupi keluarga dan karyawannya.
‘’Yah, harusnya pemerintah juga memperhatikan kita sebagai pengusaha lokal. Kita juga butuh pendapatan untuk menghidupi keluarga dan karyawan yang juga punya anggota keluarga,’’ terangnya lagi.
Pengusaha lokal lainnya Fahry, juga berharap pemerintah banyak melibatkan pengusaha lokal dalam proyek pembangunan pemulihan pasca bencana di wilayah Palu, Sigi dan Donggala. Dirinya mengaku pascabencana, tetap mendapatkan pekerjaan dengan nilai yang sangat terbatas. Itupun posisinya hanya sebagai sub kontraktor.
‘’Iya, kami hanya kerja yang kecil-kecil. Padahal kami berharap bisa lebih, supaya bisa membantu kami juga. Jadi semoga pemerintah ikut memperhatikan kami dan memberdayakan pengusaha lokal,’’ tegasnya.
Reporter: Djunaedi
Editor: Yusuf Bj